Tujuh Pemimpin Asia Tenggara akan Hadiri KTT ASEAN, Kepala Junta Myanmar Juga Ikut

- 23 April 2021, 16:34 WIB
foto: logo ASEAN /asean.org
foto: logo ASEAN /asean.org //Prasetyo B/


MEDIA PAKUAN-Tujuh pemimpin Asia Tenggara akan menghadiri KTT ASEAN, termasuk  kepala junta Myanmar. Pertemuan tersebut antara lain membahas krisis yang terjadi sejak kudeta.

Sumber tersebut mengatakan, kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, diperkirakan akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia.

Sementara itu, untuk Thailand dan Filipina akan mengirimkan menteri luar negerinya untuk menghadiri pertemuan tersebut.

Baca Juga: Innalillahi! Rumah Sakit India Kebakaran di Tengah Kasus Covid-19 yang Tempati Rekor Tertinggi Harian Dunia

Pada KTT tersebut, juga akan dihadiri oleh Anggota ASEAN lainnya termasuk Myanmar sendiri, Brunei, Kamboja, tuan rumah Indonesia, Laos, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Upaya Internasional bersama itu merupama pertemuan pertama untuk meredakan krisis di Myanmar di mana pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 700 pengunjuk rasa pro-demokrasi sejak kudeta 1 Februari.

Selain itu, hal Ini juga merupakan ujian bagi ASEAN, yang secara tradisional tidak mencampuri urusan internal negara anggota dan beroperasi berdasarkan konsensus.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak para pemimpin ASEAN untuk membantu mencegah eskalasi krisis dan kemungkinan implikasi kemanusiaan yang parah di luar perbatasan Myanmar.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan, setidaknya  739 orang telah tewas oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta 1 Februari dan 3.300 orang telah ditahan.
Baca Juga: KTT ASEAN BAHAS CARUT MARUT MYANMAR! Pimpinan Junta Jenderal Min Aung Hlaing Pastikan Hadir, Akhir Pekan Ini
Sementara itu, pasukan keamanan Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berbicara dengan anggota pemerintah yang digulingkannya, dan malah menuduh beberapa dari mereka melakukan pengkhianatan, yang dapat dihukum mati.

Selain itu, analis dan mantan diplomat, Rizal Sukma mengatakan KTT itu bisa menjadi yang paling penting dalam sejarah 54 tahun ASEAN. Sangat penting ada "hasil yang konkret dan nyata."

"KTT tidak bisa menjadi putaran lain untuk mengungkapkan keprihatinan." katanya.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x