Terhalangnya Tindakan Penolakan Internasional Terhadap Kudeta Myanmar, Uni Eropa Salahkan China dan Rusia

- 12 April 2021, 08:55 WIB
Demonstrasi di Myanmar/Reuters/Athit Perawongmetha
Demonstrasi di Myanmar/Reuters/Athit Perawongmetha /

MEDIA PAKUAN - Diplomat Uni Eropa menyalahkan China dan Rusia, karena terhalangnya tindakan penolakan Internasional terhadap kudeta Myanmar.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell yang disadur Media Pakuan dari Reuters pada Senin, 12 April 2021.

Borrel mengatakan adanya persaingan geopolitik di Myanmar, sehingga susah untuk mencari titik temu.

Lelaki yang mewakili 27 negara di Uni Eropa itu menyebutkan, junta militer Myanmar memakai tindakan yang kejam kepada rakyatnta.

Baca Juga: Masyarakat yang Belum Pernah Dapat Program Bantuan dari Pemerintah, Berhak Terima BST Bansos Rp300 Ribu

Seperti yang diketahui sebelumnya, China dan Rusia memang memiliki hubungan yang dekat dengan militer Myanmar.

Kedua negara tersebut merupakan pemasok senjata terbesar ke pangkalan militer Myanmar.

Kecaman dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah diberikan kepada junta militer Myanmar.

Baca Juga: 28 Formasi Dibuka! Lowongan Kerja BUMN di Badan Pengelola Keuangan Haji April 2021

Sanksi baru tengah dipersiapakan Uni Eropa untuk junta militer Myanmar, usai 11 orang yang terkait dengan kudeta dikenai sanksi.

Sementara itu, pada per Jumat, 9 April 2021, 82 demonstran tewas karena diserang dengan senapan granat junta militer Myanmar di kota Bago, dengan Yangon.

Maka dari itu, korban yang tewas akibat kekejaman junta militer Myanmar semakin bertambah, saat ini sudah ada 700 jiwa yang mati.***

Editor: Holis Sindy Sauri

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah