Sebelumnya kelompok advokasi Asosiasi Tahanan Politik ( AAPP) mengatakan sekitar 570 orang telah terbunuh selama hampir dua bulan kerusuhan sejak kudeta militer pada 1 Februari.
Baca Juga: Penerima BLT UMKM 2021 Kembali Dibuka, Pelaku Usaha Mikro Sudah Bisa Daftar Ke Lembaga Pengusul
Dan pasukan keamanan telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan sekitar empat perlima dari mereka masih ditahan.
Kemarahan melanda Myanmar dalam dua bulan terakhir karena kembalinya pemerintahan militer dan berakhirnya era singkat reformasi demokrasi dan ekonomi serta integrasi internasional yang tidak ada di bawah kekuasaan militer yang menindas pada tahun 1962-2011.
Beberapa pengunjuk rasa menyebut gerakan mereka sebagai "revolusi musim semi", yang ditandai dengan pawai jalanan, tindakan unik pemberontakan tanpa kekerasan, dan kampanye pembangkangan sipil yang bertujuan melumpuhkan aparat pemerintah.***