MEDIA PAKUAN - Pabrik manufaktur Baltimore pembuat vaksin yang dikembangkan oleh Astrazeneca Plc, dihentikan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Hal tersebut dilakukan pemerintah Amerika Serikat karena sebelumnya pabrik itu merusak 15 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.
Salah satu sebab kesalahan dalam melakukan pencampuran bahan baku vaksin.
Dalam pernyataan, J&J mengungkapkan pihaknya memikul tanggung jawab terkait pembuatan zat obat untuk vaksin Covid-19.
Baca Juga: Tidak Jelas, Tentara Junta Militer Myanmar Tiba-Tiba Memukuli dan Menendang Sopir dan Penumpang Bus
"Memikul tanggung jawab penuh terkait pembuatan zat obat untuk vaksin Covid-19 di fasilitas Emergent BioSolutions Inc. Bayview," dikutip dari Reuters, Minggu, 4 April 2021.
Berdasarkan pemantauan Reuters, Perusahaan itu belum memberikan keterangannya terkait apakah J&J akan mengambil alih perusahaan atau tidak.
The New York Times melaporkan bahwa AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menemukan lokasi alternatif.
Baca Juga: Mengenang Kematian Demonstran Myanmar, Pengunjuk Rasa Gunakan Telor sebagai bentuk Protes
Langkah oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS akan membuat fasilitas Emergent BioSolutions semata-mata dikhususkan untuk membuat vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson.
Hal itu dimaksudkan untuk menghindari percampuran di masa depan, menurut laporan surat kabar tersebut, yang mengutip dua pejabat senior kesehatan federal.
Dokter utama ahli penyakit menular pemerintah AS mengatakan kepada bahwa negara tersebut mungkin tidak memerlukan vaksin AstraZeneca, meskipun telah mendapat persetujuan.***