MEDIA PAKUAN - Kelompok advokasi mengatakan kini korban di Myanmar sejak kudeta 1 Februari telah mencapai 500 orang tewas.
Pengunjuk rasa Myanmar kembali mengadakan aksi di malam hari dengan cahaya lilin yang meneranginya.
Selain itu dari aksi protes tersebut masyarakat melakukan taktik baru yaitu membuang sampah ke jalan jalan.
Kata saksi mata pasukan keamanan di daerah itu menembakan senjata kaliber yang jauh lebih berat dari biasanya.
Baca Juga: Militer Myanmar Bersalah! Menlu Prancis: Hentikan dan Bebaskan Semua Tahanan Tanpa Syarat
Penembakan tersebut bukan lain untuk membubarkan para demonstran dan membersihkan kantong pasir.
Namun menurut saksi mata senjata untuk membubarkan para demonstran tersebut tidak diketahui dengan jelas jenisnya.
Akan tetapi yang jelas melihat dari televisi pemerintah menyiarkan senjata yang digunakan untuk membubarkan adalah senjata anti hura hara.