Thailand Menghadapi Lonjakan Perdagangan Sabu Setelah Kudeta Myanmar, Douglas: Pendapatan No 1 Milisi

- 26 Maret 2021, 14:02 WIB
Thailand Menghadapi Lonjakan Perdagangan Sabu Setelah Kudeta Myanmar,  Douglas: Pendapatan No 1 Milisi
Thailand Menghadapi Lonjakan Perdagangan Sabu Setelah Kudeta Myanmar, Douglas: Pendapatan No 1 Milisi /Ilustrasi Pixels/

MEDIA PAKUAN- Pasar sabu-sabu berkembang pada tingkat mengkhawatirkan di Asia Timur dan Tenggara pada 2015, para ahli di beberapa negara di subwilayah itu melaporkan peningkatan penggunaan baik sabu tablet dan sabu kristal.

Baru-baru ini seorang penjaga desa secara tak sengaja melihat kapal penangkap ikan yang mencurigakaan.

Kecurigaan itu ternyata terbukti setelah dilihat dengan teropongnya kapal penangkap ikan itu bersiap masuk keperairan Thailan dengan membawa barang haram berupa sabu.

Baca Juga: China Diancam Filipina dan Vietman, Gegara Ratusan Kapalnya Berkeliaran

Kapal penangkap ikan tersebut diduga dari negara tetangga Myanmar, pertama setelah dilanda kekacauan akibat kekacauan atas kudeta 1 Februari dan penumpasan berdarah pada protes terhadap pemerintahan militer yang menewaskan hampir 250 orang.

Biro narkotika kerajaan telah menyita lebih dari 80 juta pil "yaba" hanya dalam enam bulan terakhir, rekor penangkapan sebagian disalahkan pada kelebihan pasokan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Tapi sekarang Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan banjir yang lebih besar karena ekonomi legal Myanmar menurun, setelah berminggu-minggu kerusuhan nasional dan aksi pemogokan setelah pengambilalihan militer.

Baca Juga: Polisi Amanankan AS diduga Membawa Senjata Tajam, Saat Persidangan Habib Rizieq Shihab

"Jika tindakan di masa lalu merupakan indikator dari apa yang akan datang, maka kemungkinan besar kita akan melihat peningkatan lain dalam produksi obat sintetis," kata Jeremy Douglas dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x