Unjuk Rasa di Myanmar Berlanjut, Pusat Bisnis Tutup dan Warga Memilih Tinggal di Rumah

- 25 Maret 2021, 17:37 WIB
Kudeta Berdarah Myanmar
Kudeta Berdarah Myanmar /Reuters/

MEDIA PAKUAN- Sehari setelah pemogokan diam-daim, pengunjuk rasa di Myanmar turun ke jalanan sebagai protes kudeta terhadap pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi, Kamis, 25 Maret 2021.
Kondisi ini membuat bisnis tutup dan warga memilih tinggal di rumah.  
Menurut saksi mata dan unggahan di media sosial, protes jalanan tersebut digelar di ibu kota komersial Yangon, pusat kota Monywa dan beberapa kota lainnya di Myanmar.

Baca Juga: Emak-Emak dan Anak STM Berlatih Bela Diri untuk Melawan Tentara Militer Myanmar di Hutan

Nant Khi Phyu Aye yang merupakan peserta demo anti kudeta Myanmar mengatakan kepada Media, Kebanyakan orang yang berkumpul untuk demo adalah anak muda.

"Mereka ingin melakukan protes setiap hari tanpa melewatkan satu hari pun," kata Phyu Aye.

"Apakah kita bersatu? Ya kami," teriak pengunjuk rasa di Monywa. Revolusi harus menang.

Hinthar Media Corp melaporkan, pasukan keamanan Myanmar membubarkan demonstrasi jalan di kota Mawlamyine dan setidaknya telah menangkap 20 orang pengunjuk rasa.

Laporan tersebut mengatkan, setidaknya 2 orang terluka dalam aksi pembubaran tersebut. Namun  tidak ada laporan lain segera mengenai korban di tempat lain.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), Setidaknya 286 orang telah tewas ketika pasukan keamanan Myanmar menggunakan kekerasan sejak kudeta 1 Februari.

Sementara itu, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada media, Sebagai tanda meningkatnya tekanan internasional, AS akan menjatuhkan sanksi pada dua kolongmerat yang dikendalikan oleh militer Myanmar.

Pemogokan yang dilakukan sehari sebelumnya membuat kota yang biasanya ramai seperti Yangon dan Monywa hampir kosong, toko-toko tutup dan hanya terlihat beberapa kendaraan di jalanan.

Baca Juga: Penduduk Lokal India Berhasil Selamatkan Warga Myanmar yang Kabur dari Kekerasan Junta Militer

Pemogokan diam-diam tersebut membuat skala protes jalanan telah menurun dalam beberapa hari terakhir, namun, para aktivis menyerukan demonstrasi besar pada hari Kamis.

"Badai terkuat datang setelah keheningan," kata pemimpin protes Ei Thinzar Maung dalam sebuah posting media sosial.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x