Ditembaki Setiap Malam, Para Pekerja Kereta Api Myanmar Diusir Paksa dari Rumah

- 21 Maret 2021, 10:05 WIB
 Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar
Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar /REUTERS / Stringer

MEDIA PAKUAN - Para pekerja kereta api Myanmar terpaksa harus meninggalkan rumah mereka yang disubsidi oleh pemerintah.

Hal tersebut dilakukan setelah pihak berwenang mengatakan, mereka harus pergi jika mereka terus mendukung gerakan protes kudeta militer.

Penduduk Mandalay membantu para pekerja kereta api Myanmar yang melakukan pemogokan dari perumahan mereka.

Penduduk kota terbesar ke dua Myanmar itu membantu membawa alat-alat dan perabotan lainnya ke truk, van, dan truk pick up.

Baca Juga: Netizen Indonesia Patah Hati Lihat Ikbal Fauzi Pemeran Rendy Ikatan Cinta Harus Menikah dengan Dokter Muda

Baca Juga: Mungkinkah Bersendawa dan Kentut Bisa Barengan Pada Waktu yang Sama? Bagaimana Menurut Para Ahli Kedokteran

Sebelumnya para pekerja kereta api melakuka pemogokan untuk mendukung gerakan anti kudeta dan melawan militer 1 februari di Myanmar.

Sementara itu, Rezim militer telah berusaha untuk memaksa mereka kembali bekerja melalui intimidasi dengan senjata api disetiap malamnya. 

Selain itu, dalam mengahadapi pemogokan dan protes terus menerus terhadap kudeta pemimin terpilih Aung San Suu Kyi.

Pasukan keamanan menanggapi tindakan dengan semakin keras dan membatasi informasi yang sampai ke dunia luar.

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Terima Penghargaan dari BKN, Ini Penilaiannya

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Terima Penghargaan dari BKN, Ini Penilaiannya

Selain itu mereka juga melakukan, pembatasan akses internet, surat kabar swasta dilarang terbit, dan pengunjuk rasa, jurnalis dan politikus ditangkap dalam jumlah besar.

Meneurut penghitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, yang dilaporkan oleh media berita Myanmar Now, Dua orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan semalam di kota pertambangan ruby utara Mogok.

Sehingga jumlah korban yang terferivikasi sejak kudeta pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, mencapai 237 orang.

Meski pertumpahan darah telah terjadi di mana-mana, semu itu tidak meredakn kemarahan atas penggulingan sejak 1 Februari.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: APNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x