Dapat Tekanan Internasional, Militer Myanmar Tetap Bunuh Pendemo Pro Demokrasi

- 20 Maret 2021, 10:23 WIB
Pembakaran fasilitasi di Myanmar
Pembakaran fasilitasi di Myanmar /Pexels/LT Chan
 
MEDIA PAKUAN - Rencana aksi unjuk rasa di Myanmar lebih banyak dilakukan pada Sabtu, ditengah pengekangan internasional terhadap pemerintah agar menghentikan penindasan terhadap pendukung pro demokrasi.

Menurut penghitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, Dua orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan semalam di kota pertambangan ruby utara.

Sehingga jumlah korban yang terferivikasi sejak kudeta pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, mencapai 237 orang.

Meski pertumpahan darah telah terjadi di mana-mana, semu itu tidak meredakn kemarahan atas penggulingan sejak 1 Februari.
 
 
Baca Juga: Ini Yang Harus Dilakukan Jika Kesulitan Daftar Program Kartu Prakerja dan BSU BPJS Ketenagakerjaan

"Kami memprotes di mana tidak ada polisi atau militer, kemudian ketika kami mendengar mereka datang, kami segera bubar," kata juru kampanye Kyaw Min Htike kepada media dari kota selatan Dawei.

"Saya tidak ingin kehilangan satu pun dari rekan saya, tetapi kami akan memprotes sebisa kami sampai revolusi kami menang," lanjutnya.
 
 
Baca Juga: Kembali Dibuka Pelayanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini 20 Maret 2021, Cek Ini Syarat dan Lokasi yang Tersedia

Dibagian kota-kota lain, orang-orang berkumpul di malam hari dengan menyalakan lilin dan mengibarkan spanduk protes serta berfoto sebelum mereka menghilang.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam junta myanmar, dia menyebut sebagai kekerasan brutal militer yang terus berlanjut.

Pelapor PBB Tom Andrews juga melaporkan hal tersebut dan mengajukan saksi terhadap Myanmar.

"Dunia harus merespons dengan memotong akses mereka ke uang dan senjata. Sekarang," tulisnya di Twitter.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah