MEDIA PAKUAN - Ekonomi Myanmar diprediksi akan runtuh dalam beberapa bulan mendatang. Sementara pasukan keamanan masih tetap berfokus untuk membasmi pengunjuk rasa anti kudeta sejak 1 Februari.
Sejarawan sekaligus penulis Myanmar Thant Myint-U mengatakan, kondisi ekonomi negara tersebut sedang dalam ujung tanduk darurat. Myanmar kini membutuhkan pertolongan.
"Apa pun yang terjadi di Myanmar dalam beberapa bulan mendatang, ekonomi akan runtuh, menyebabkan puluhan juta orang dalam kesulitan dan membutuhkan perlindungan segera,"
Sementara itu, pasukan keamanan Myanmar masih dalam ambisinya, berfokus pada membasmi para penentang kudeta di Yangon dan beberapa tempat lain.
Baca Juga: Kebijakan Presiden AS Joe Biden Terhadap China, Biden Pasang Sikap Keras
Suara Demokratik Burma melaporkan pada hari Kamis, 18 Maret 2021, ribuan orang berbaris di kota kecil natmauk. Namun pada laporan tersebut tidak ada kekerasan.
Portal berita Irrawaddy dan Myanmar Now melaporkan, seorang juru kampanye berumur 24 tahun meninggal pada hari rabu setelah ditahan dan dipukuli oleh pihak keamanan Myanmar di pusat kota Monywa.
Penyiksaan kepada pengunjuk rasa myanmar hingga meninggal sering terjadi. Kantor hak asasi manusia PBB di Jenewa mengatakan pada minggu ini, hal tersebut "sangat menyedihkan."
Tentang hal tersebut juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai keterangan.***
Suara Demokratik Burma melaporkan pada hari Kamis, 18 Maret 2021, ribuan orang berbaris di kota kecil natmauk. Namun pada laporan tersebut tidak ada kekerasan.
Portal berita Irrawaddy dan Myanmar Now melaporkan, seorang juru kampanye berumur 24 tahun meninggal pada hari rabu setelah ditahan dan dipukuli oleh pihak keamanan Myanmar di pusat kota Monywa.
Penyiksaan kepada pengunjuk rasa myanmar hingga meninggal sering terjadi. Kantor hak asasi manusia PBB di Jenewa mengatakan pada minggu ini, hal tersebut "sangat menyedihkan."
Tentang hal tersebut juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai keterangan.***