MATI TOTAL! Pemerintah Myanmar Putus Jaringan Internet Seluler, Asosiasi Biksu Buddha Mengecam Kekerasan

- 17 Maret 2021, 15:51 WIB
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer.
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer. /Twitter/@Reuters/


MEDIA PAKUAN - Internet seluler mati total membuat sulit orang-orang. Para biksu Buddha mengecam kekerasan pasukan militer Mynamar.

Penonaktifan internet seluler secara total membuat sulit orang-orang untuk memverifikasi informasi. Sementara sangat sedikit sekali yang memiliki akses WI-Fi di Myanmar.

Menurut laporan media setempat, kelompok biksu Buddha paling kuat Myanmar meminta kepada pasukan keamanan negara tersebut untuk menghentikan kekerasan terhadap pengunjuk rasa, Rabu, 17 Maret 2021.

Selain itu, Asosiasi tersebut menuduh polisi Myanmar melakukan pembunuhan dan penyiksaan terhadap warga sipil yang tidak berdosa sejak kudeta pada 1 Februari.
 
 
Baca Juga: Komisi X DPR RI : Perkawinan Usia Remaja Melanggar UU Perlindungan Anak, Ledia Hanifa 'minta Dispensasi'

Sementara itu, dalam kecaman yang paling blak-blakannya tersebut terhadap tindakan keras militer.
 
Mereka juga mengatakan dalam draf pernyataannya yang dimaksudkan anggotanya untuk menghentikan kegiatan dalam protes yang jelas.

Para biksu buddha Myanmar memiliki sejarah panjang aktivisme, mereka berada di garis depan "Revolusi Saffron" pada tahun 2007 untuk melawan militer.
 
Dimana mereka meskipun dalam tekanan, mereka dapat membantu  mengantarkan reformasi demokrasi.
 
 
Baca Juga: Makin Trendi! Inilah 10 Daftar Harga Rekomendasi Vespa Matic pada Maret 2021

Portal berita Myanmar Now yang mengutip seorang biksu yang ikut menghadiri pertemuan komite melaporkan, Komite Sangha Maha Nayaka Negara (Mahana) akan mengeluarkan pernyataan akhir setelah berkonsultasi dengan menteri urusan agama pada hari Kamis.

Sementara itu, anggota dari Mahana tidak berhasil untuk dimintai komentar, namun sikap mereka yang dilaporkan menunjukan keretakan dengan pihak berwenang oleh sebuah kelompok yang biasanya bekerja sama dengan pemerintah.

Myanmar telah mengalami kekacauan sejak kudeta pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Setidaknya lebih dari 180 pengunjuk rasa tewas oleh pasukan keamanan Myanmar yang mencoba membubarkan aksi unjuk rasa damai pendukung Aung San Suu Kyi.
 
Pada Selasa malam, pasukan keamanan Myanmar telah menembak mati seorang laki-laki berumur 28 tahun di ibukota komersial Yangon, kata saudara laiki-lakinya.

Sementara itu, gambar di media sosial menunjukan, ratusan orang telah berkumpul di Demoso di timur, Pathein di delta sungai Irrawaddy dan Dawei di selatan pada hari Rabu, untuk melakukan kembali unjuk rasa anti kudeta 1 Februari.***


Editor: Ahmad R

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x