Ulama Sukabumi Fajar Laksana Diganjar Penghargaan dari UN ECOSOC atas Kiprahnya di Seni Budaya

- 24 Mei 2024, 08:33 WIB
Ulama Sukabumi Fajar Laksana (kiri) saat menerima sertifikat penghargaan dari UN ECOSOC.
Ulama Sukabumi Fajar Laksana (kiri) saat menerima sertifikat penghargaan dari UN ECOSOC. /Manaf Muhammad/

MEDIA PAKUAN - Ulama Sukabumi KH Fajar Laksana mendapat penghargaan dari United Nations (UN) ECOSOC (Economi sosial council) Perwakilan Aspac (Asia Pacific).

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath tersebut diganjar penghargaan oleh UN ECOSOC atau Dewan Ekonomi dan Sosial pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Public-Private Partnership.

Penghagaan tersebut diserahkan oleh Mohammad Soleh Ridwan selaku Ambassador Kingdom of Prussia Kaningard Russia sekaligus perwakilan UN ECOSOC untuk Asia Pasifik pada Kamis 23 Mei 2024.

"Public-private partnership itu diberikan oleh lembaga United Nation ECOSOC di wilayah Asia Pasifik. Jadi itu diberikan kepada siapapun orang orang, baik itu di Indonesia, di Asia Tenggara ataupun di seluruh dunia yang telah memahami bagaimana menciptakan sesuatu dalam program program yang bersifat sustainable development goals, baik itu di bidang sosial maupun ekonomi yang bermanfaat," katanya.

Baca Juga: KH Muhammad Fajar Laksana Dinobatkan Sebagai Pendekar Pencak Silat Jabar, Ini Kontribusinya

Menurutnya, kiprah Fajar Laksana dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya sudah terlihat nyata. Selain dikenal sebagai pendekar silat, Fajar Laksana juga dikenal sebagai pencipta kesenian Bola Lengeun Seneu (Boles) atau bola api yang dimainkan menggunakan tangan dan kesenian Ngagotong Lisung.

"Kita mengetahui lebih dari 30 tahun sesepuh di sini KH Fajar Laksana bukan hanya memberikan inspirasi khususnya di wilayah Sukabumi. Tetapi juga sering memberikan inspirasi sebagai motivator sebagai kreator menciptakan seni dan budaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, nasional maupun internasional. Ini adalah bagian dari national heritage yang harus kita jaga dan kembangkan," ujarnya.

Sehingga pihaknya menilai bahwa ulama yang juga pendiri Museum Prabu Siliwangi itu layak mendapatkan penghargaan tersebut. Terlebih, Fajar Laksana juga dikenal sebagai ulama yang giat melakukan pemberdayaan umat melalui pendidikan gratis.

"Kita tahu bahwa pak kyai itu lebih dari 30 tahun sosial ekonomi dibangun. Banyak umat yang tercerahkan banyak umat yang terangkat cerdas kemandirian. Inilah satu hal yang menginspirasi banyak orang untuk kita sebarkan sehingga menjadi trigger bagi orang lain untuk berbuat," tambahnya.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah