MEDIA PAKUAN - Pendukung pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi tidak menunjukan kemunduran sedikitpun.
Meski kekerasan paling berdarah telah terjadi. Bahkan gelombang unjukrasa turun kembali termasuk di Yangon Selasa, 16 Maret 2021.
Meskipun peningkatan kekerasan semakin menjulang, tetapi pendukung Aung San Suu Kyi tidak menunjukan sedikitpun kemunduran.
Meskipun peningkatan kekerasan semakin menjulang, tetapi pendukung Aung San Suu Kyi tidak menunjukan sedikitpun kemunduran.
bahkan mereka merencanakan unjuk taras yang lebih besar lagi di kota-kota Myanmar.
Baca Juga: Susul Parasite, Film Korea Minari Torehkan Prestasi di Oscar dengan Cerita Uniknya! Wajib Nonton
Hari Minggu merupakan hari peling berdarah sejak kudeta pemimpin Myanmar pada 1 Februari.
Sementara itu, Puluhan keluarga korban dan pengunjuk rasa anti kudeta siap mengadakan pemakaman pada Selasa, 16 Maret 2021.
Setelah menyalakan lilin pada malam hari yang melanggar jam malam Myanmar.
Selain itu, Kekerasan juga terjadi semalam, seorang medis diancam akan ditembak pasukan keamanan Myanmar jika tidak meninggalkan mereka yang terluka.
Pekerja medis tersebut terpaksa meninggalkan mereka yang teluka karena diancam akan ditembak oleh pasukan keamanan jika tidak meninggalkannya.
"Kami harus melarikan diri ... karena mereka (pasukan keamanan) mengancam jika kami tidak meninggalkan tubuh mereka, mereka akan menembak kami," katanya dalam sebuah telepon yang tidak mau dipublikasikan namanya.
AAPP mengatakan, secara total pengunjuk rasa anti kudeta yang tewas sejak 1 Februari mencapai 183.***
Selain itu, Kekerasan juga terjadi semalam, seorang medis diancam akan ditembak pasukan keamanan Myanmar jika tidak meninggalkan mereka yang terluka.
Pekerja medis tersebut terpaksa meninggalkan mereka yang teluka karena diancam akan ditembak oleh pasukan keamanan jika tidak meninggalkannya.
"Kami harus melarikan diri ... karena mereka (pasukan keamanan) mengancam jika kami tidak meninggalkan tubuh mereka, mereka akan menembak kami," katanya dalam sebuah telepon yang tidak mau dipublikasikan namanya.
AAPP mengatakan, secara total pengunjuk rasa anti kudeta yang tewas sejak 1 Februari mencapai 183.***