Terlibat Genosida 120 Tahun Hingga di Palestina, Penulis Afrika Selatan Tolak Penghargaan Bergengsi Jerman

18 Maret 2024, 01:13 WIB
Zukiswa Wanner /Tangkapan layar

MEDIA PAKUAN - Seorang penulis dari Afrika Selatan Zukiswa Wanner baru-baru ini menarik perhatian dunia setelah ia menolak penghargaan bergengsi dari Goethe Institut Jerman.

Menetap di Kenya, lahir di Zambia dari ayah Afrika Selatan dan ibu dari Zimbabwe ini, mengumumkan keputusannya untuk mengembalikan medali tersebut.


Wanner adalah wanita pertama dari benua Afrika yang dianugerahi Goethe Medal Jerman yang merupakan hadiah tahunan bagi orang-orang non-Jerman yang mengabdikan dirinya terhadap bahasa Jerman dan hubungan budaya internasional.


Namun kali ini ia menolak penghargaan tersebut karena alasan keterlibatan Jerman dalam pelanggaran hak asasi manusia di Palestina dan memandang Jerman telah terlibat dalam genosida yang dalam kurun waktu 120 tahun.


“Saya tidak bisa tinggal diam atau merahasiakan penghargaan resmi dari pemerintah yang tidak berperasaan terhadap penderitaan manusia,” katanya.


“Seseorang tidak perlu berasal dari negara dengan sejarah apartheid untuk melihat ketidakadilan dan penghinaan yang dialami warga Palestina setiap hari,” katanya.


Penjelasannya kemudian muncul di video saat wawancara dan di unggah oleh Aljazeera di media sosial.

 

Dalam pernyataan ia menyinggung bukannya menjadi negara yang paling vokal dalam mengutuk genosida setelah Holocaust, Jerman justru muncul sebagai salah satu dari dua eksportir senjata terbesar ke Israel.


Sebelumnya pada tahun 2020, Wanner juga telah mendapatkan anugerah Goethe-Medaille, karena telah memberikan jasa yang luar biasa pada pertukaran budaya internasional dan pengajaran bahasa Jerman


Zukiswa Wanner yang juga telah mengunjungi wilayah pendudukan di Palestina dalam rangka Festival Sastra Palestina (PalFest) pada Mei 2023, disana ia melihat persamaan perlakuan seperti oleh rezim apartheid di Afrika Selatan.


Ia mengungkapkan warga Afrika Selatan, mendapatkan haknya kembali setelah berakhirnya masa kelam, sementara warga Palestina tidak memiliki hak tersebut.


Tindakan Wanner bukan hanya sekadar penolakan penghargaan simbolis, tetapi mewakili kritik terhadap keterlibatan kekuatan kolonial global dalam penindasan di seluruh dunia.

Mengutip TRT World, sebelumnya ia banyak meraih penghargaan internasional, seperti Penghargaan Sastra Afrika Selatan, Buku Terbaik Persemakmuran Afrika, dan Penghargaan Herman Charles Bowman.***

Editor: M Hilman Hudori

Tags

Terkini

Terpopuler