100 Hari Genosida, Benjamin Netanyahu Bersumpah Tidak akan Berhenti

- 15 Januari 2024, 12:15 WIB
100 Hari Genosida, Benjamin Netanyahu Bersumpah Tidak akan Berhenti
100 Hari Genosida, Benjamin Netanyahu Bersumpah Tidak akan Berhenti /BBC/

MEDIA PAKUAN - Aksi genosida yang dilakukan Israel penjajah telah memasuki hari ke-100 tepat pada Minggu, 14 Januari 2024, Israel penjajah pun sempat di laporkan ke International Court of Justice (ICJ) alias Mahkamah Internasional atas dugaan aksi genosida atau pembersihan etnis palestina di Gaza.

Namun, Israel penjajah telah menolak tuduhan itu sebagai distorsi besar, mengatakan bahwa tindakannya di Gaza merupakan langkah membela diri setelah orang-orang bersenjata Hamas menyerang serangkaian komunitas di wilayah selatan pada 7 Oktober 2023.

Serangan itu menewaskan lebih dari 1.200 orang Israel dan orang asing, serta sekitar 240 dijadikan sebagai sandera.

Bertepatan dengan itu Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada yang akan menghentikan Israel penjajah.

Baca Juga: Joe Biden Frustasi dengan Kebijakan Netanyahu

Bahkan keputusan Mahkamah Internasional atau dikenal dengan istilah Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) atau Pengadilan Dunia.

"Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag (ICJ), tidak ada Poros Kejahatan, tidak ada," katanya dalam konferensi pers.

Netanyahu mengeluarkan sumpahnya bahwa pihaknya kan terus menyerang Gaza Samapi Hamas menyerah.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pihaknya akan mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ), termasuk perintah gencatan senjata di Gaza

Untuk membuktikan tekadnya melanjutkan genosida di Jalur Gaza, Netanyahu menyebut sudah siap mengajukan anggaran untuk membiayai pembantaian.

Baca Juga: Netanyahu Ungkap Kesedihan Mendalam Atas Terbunuhnya Tiga Sandera Israel oleh Tentara Israel Sendiri di Gaza

"Untuk mencapai tujuan ini, kami akan mengajukan anggaran besok yang akan menghasilkan lebih banyak dana untuk keamanan," katanya.

Hingga saat ini kehancuran di kota Gaza sudah mencapai kerusakan parah, bahkan tempat tersebut di nilai tidak layak huni lagi, menurut laporan setengah populasi masyarakat Gaza sudah memilih untuk mengungsi.

Kekhawatiran pun tumbuh akan adanya pertempuran yang menjalar ke wilayah yang lebih luas. Apalagi, pada saat ini AS dan Inggris meluncurkan serangan ke Yaman dengan dalih memerangi Houthi.

Lebih dari tiga bulan setelah perang pecah antara Israel penjajah dan Hamas sejak 7 Oktober 2023. Lebih dari 23.000 warga Palestina telah tewas, dan Gaza berubah menjadi gurun puing-puing.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x