MEDIA PAKUAN - Kementerian Luar Negeri Iran pada Minggu, 20 Agustus 2023 memanggil duta besar Swedia dan Denmark atas penistaan kitab suci Islam yang berulang kali dan meminta pertanggungjawaban dari pemerintah Swedia karena melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, menurut kantor berita resmi Iran, IRNA.
Direktur Departemen HAM kementerian itu mengecam "tindakan biadab dan keji yang berulang" yang menghina kitab suci umat Islam di dua negara Eropa itu, lapor kantor berita IRNA.
Ia mengakui pada pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini bahwa "mendukung kejahatan dan penistaan terhadap Al Quran merupakan bentuk perang terhadap dunia Islam."
Yang seharusnya kebebasan ekspresi harus disertai dengan "tugas dan tanggung jawab tertentu".
Direktur tersebut mendesak agar kedua diplomat itu untuk mematuhi kewajiban internasional sesuai pasal 19 dan 20 dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik."
Swedia dan Denmark beberapa bulan terakhir dilanda sederet pembakaran Quran oleh kalangan ekstremis sayap kanan di bawah kawalan pasukan pemerintah sehingga menuai amarah di seluruh dunia Muslim.
Kementerian Luar Negeri Swedia mengutuk serangan terhadap kedutaannya di Baghdad, dan menyebutnya sebagai "pelanggaran serius" terhadap Konvensi Wina.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Rusia, Türkiye, Irak, Pakistan, Indonesia, dan Afghanistan, serta negara Islam lainnya, mengecam pembakaran kitab suci tersebut.
Dalam kasus terbaru, pegiat anti-Islam di Swedia bernama Salwan Momika kembali membakar Quran di depan Kedutaan Besar Iran di Stockholm. Selama melakukan aksi tersebut, ia sempat disiram oleh seorang perempuan.
Baca Juga: Titik Balik Sejarah Kudeta Iran pada19 Agustus , Mohammad Mossadegh Digulingkan
Iran sebelumnya telah memanggil perwakilan dua negara Eropa itu pada pertengahan Juli.
Dubes Denmark dipanggil pada 22 Juli, sehari setelah seorang pedemo sayap kanan membakar salinan Quran di depan Kedubes Iran di Kopenhagen.
Ia kembali dipanggil pada 7 Agustus setelah aksi pembakaran Quran lagi-lagi terjadi di negara Skandinavia itu.
Baca Juga: Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov Ancam Negara Pembakar Al-Quran dan Kecam Pemimpin Negara Muslim
Kemudian, utusan Swedia juga dipanggil pada 21 Juli ketika juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani mengatakan pemerintah Swedia "bertanggung jawab penuh atas konsekuensi yang memprovokasi perasaan kaum Muslim" dengan membiarkan penistaan terhadap Quran terjadi.
Pada awal Juli, Iran menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengirim duta besar yang baru untuk Swedia setelah masa jabatan dubes sebelumnya berakhir, sehubungan dengan penistaan Quran di ibu kota Swedia.
Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mencuit di Twitter bahwa "proses penempatan dubes baru" untuk Swedia dihentikan sehubungan dengan tindakan pemerintah (Swedia) yang mengizinkan penistaan terhadap Quran.***