MEDIA PAKUAN - Di tengah protes anti-pemerintah, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar Inggris dan Norwegia pada hari Sabtu kemarin.
Iran menuduh negara-negara Barat berada dibalik protes dengan kekerasan setelah kematian Mahsa Amini.
Media pemerintah Iran Sabtu melaporkan sebanyak 41 polisi dan demonstran telah tewas sejak 17 September 2022.
Baca Juga: Biden Hadapi Pemakzulan jika Partai Republik Menangkan Pemilihan Paruh Waktu Bulan November
Duta Besar Inggris di Iran, Simon Shercliff, diminta untuk menjelaskan siaran media Persia yang berbasis di Inggris, yang dianggap telah memperlihatkan sikap permusuhan terhadap Iran.
Inggris menjadi tuan rumah Iran International, Manoto TV, dan BBC Persia yang berbasis di London yang di danai oleh Arab Saudi.
Iran menuduh media yang dihosting Inggris ini telah campur tangan dalam urusan internalnya.
Baca Juga: Tagihan Energi Mahal, Ratusan Ribu Bisnis dan Usaha Kecil di Italia Terancam Ditutup
Sementara Duta Besar dari Norwegia Sigvald Hauge ditanyai terkait sikap intervensi dari pembicara parlemen Norwegia kelahiran Iran, Masud Gharahkhani.
Gharahkhani memposting video di Twitter, sebagai dukungannya terhadap protes yang sedang berlangsung di Iran.
"Jika orang tua saya tidak membuat pilihan untuk melarikan diri pada tahun 1987, saya akan menjadi salah satu dari mereka yang berjuang untuk hidup saya di jalanan," katanya dalam video.
Demonstrasi kekerasan menyebar di kota-kota besar dan kecil di seluruh Iran selama lebih dari sepekan, menyusul kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi.
Pejabat Iran menuduh bahwa agen dari luar negeri telah beroperasi untuk memicu kerusuhan atas kematian Amini.
Media pemerintah Iran Sabtu melaporkan sebanyak 41 polisi dan demonstran telah tewas sejak 17 September 2022.
AS Jumat kemarin membuka pemblokiran layanan internet ke Iran sebagai upaya untuk membantu demonstran mengatur dan berbagi rekaman dari protes tersebut.
Salah satu LSM asing, United for Iran yang berbasis di San Francisco, telah mengakui kepada The Guardian bahwa timnya telah mengorganisir pengunjuk rasa selama beberapa bulan.
Di AS, National Endowment for Democracy yang didukung CIA telah mendanai oposisi di Iran selama beberapa tahun, dan saat ini mempromosikan salah satu penerima hibahnya sebagai sumber liputan otoritatif atas protes tersebut.***