Setelah Letusan dan Tsunami di Tonga, Terdapat Laporan Kematian Pertama

18 Januari 2022, 09:28 WIB
Ilustarasi Letusan dan Tsunami di Tonga. /Pixbay/WikiImages
 
MEDIA PAKUAN - Setelah terjadi letusan gunung berapi dan tsunami, sebuah sinyal marabahaya telah terdeteksi di sebuah pulau dataran rendah Tonga.
 
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengatakan pada hari Selasa, 18 Januari 2022 sebagai laporan kematian pertama di Tonga.
 
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan keprihatinannya terhadap dua pulau yakni Mango dan Fonoi.
 
Baca Juga: Booster Dinilai Tak Efektif Cegah Omicron, Israel Tawarkan Suntikan Booster Ke-2
 
Sebab setelah penerbangan pengawasan mengkonfirmasi kerusakan properti yang substansial dari letusan Sabtu lalu, tetapi tidak ada kontak dengan penduduk.
 
Menurut sensus Tonga, pulau ini adalah rumah bagi lebih dari 30 ribu orang, dan OCHA mengatakan bahwa suar marabahaya aktif telah terdeteksi dari Mangga.
 
Badan tersebut mengatakan bahwa kerusakan parah telah dilaporkan di pantai barat pulau utama Tonga, Tongatapu, dengan beberapa resort dan rumah hancur atau rusak parah, dan dua orang hilang.
 
Baca Juga: Rebut 4 Penghargaan Tertinggi, The Harder They Fall Jadi Film Terbaik di AAFCA 2022
 
Tidak ada rincian orang hilang yang dirilis, tetapi seorang laki-laki bernama Nick Eleini yang merupakan saudara dari seorang wanita Inggris bernama Angela Glover mengatakan bahwa tubuh Angela telah ditemukan.
 
Nick Eleini mengatakan Angela Glover meninggal ketika mencoba menyelamatkan anjing-anjingnya.
 
"Sebelumnya hari ini keluarga saya dengan sedih diberitahu bahwa mayat saudara perempuan saya, Angela telah ditemukan," kata Eleini dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
 
Baca Juga: Kisah Abdul Seorang TKI yang Tinggal Bersama Gadis Arab Saudi, Setiap Pagi Harus Melayani Biar Dapat Bonus
 
Angela Glover (50) dan suaminya tinggal di Tonga di mana dia menjalankan sebuah badan amal kesejahteraan hewan.
 
Angela dan suaminya menyediakan tempat berlindung dan juga menampung kembali anjing-anjing liar.
 
"Saya mengerti bahwa kecelakaan mengerikan ini terjadi ketika mereka mencoba menyelamatkan anjing mereka," kata Eleini.
 
Baca Juga: Piala Asia Wanita 2022 Telah Digelar, Timnas Indonesia Berada di Grup Kuat
 
Tiga hari setelah letusan, informasi yang keluar dari kepulauan Pasifik menjadi langka dengan sebagian besar hubungan komunikasi terputus.
 
Anggota Parlemen New Zealand, Jenny Salesa, yang memiliki banyak pemilih penduduk Tonga, mengatakan bahwa semua orang berdoa untuk rakyat Tonga.
 
"Mereka benar-benar hanya khawatir tentang keselamatan mereka," katanya kepada Radio New Zealand.
 
Baca Juga: Pasca Israel Perintahkan Rumah di Kosongkan, Warga Palestina Nekat Akan Meledakan
 
"Pada dasarnya kita tidak mengetahui apakah mereka baik-baik saja, tidak mengetahui apakah ada anggota keluarga mereka yang hilang atau telah hanyut ke laut," tambah Jenny Salesa.
 
Pada dasarnya, yang membuat orang-orang khawatir adalah kurangnya komunikasi akibat jaringan yang terputus.
 
Angkatan udara New Zealand dan Australia melakukan penerbangan pengawasan di atas Tonga pada hari Senin.
 
Baca Juga: Serang Hingga Tewaskan Warga Abu Dhabi, UAE Mengutuk Keras dan Siap Balas Houthi
 
Mereka juga sedang mempersiapkan penerbangan lebih lanjut untuk membawa pasokan darurat ke Pasifik.
 
OCHA mengatakan bahwa sementara masalah komunikasi membuat mereka tidak dapat sepenuhnya menilai dampak letusan dan tsunami.
 
Ada kekhawatiran tentang kontaminasi air minum dan tanaman, dan kebutuhan akan pasokan air yang aman.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler