Pasca Israel Perintahkan Rumah di Kosongkan, Warga Palestina Nekat Akan Meledakan

- 18 Januari 2022, 08:56 WIB
Ilustrasi, tentara Israel sedang melakukan patroli
Ilustrasi, tentara Israel sedang melakukan patroli /Pixabay,com/
 
MEDIA PAKUAN - Seorang pria di Palestina memprotes atas pemindahan paksa pemukiman  keluarganya di Yerusalem Timur.
 
Sambil memegang tangki bensin dia berdiri diatap rumahnya. Sementara polisi Israel mengepungnya.
 
Pria diketahui bernama Mahmoud Salhiyeh mengancam polisi Israel akan meledakkan tabung gas.
 
 
 
Dia memilih meledakan diri bila dipaksa untuk pindah dari rumahnya.
 
Sementara puluhan polisi telah mengepung sejak pagi hari. Dengan menggunakan peralatan anti huru hara,  polisi meminta agar Mahmoud Salhiyeh untuk menghentikan aksinya.
 
Sementara bantuan polisi terus berdatangan. Mereka tidak hanya mendatangani lokasi aksi warga Palestina  tersebut.
 
 
Tapi menutup kawasan untuk mencegah ledakan yang dapat menimbulkan korban lebih banyak lagi.
 
Penutupan jalan dilakukan sekitar satu kilometer (setengah mil) di utara tembok Kota Tua Yerusalem
 
Alokasi yang kerap dijadikan areal protes yang dilakukan  penduduk Palestina.
 
 
"Saya akan membakar rumah dan segala isinya,” kata Mahmoud Salhiyeh seraya berdiri dengan tabung gas yang mengelilinginya.
 
Mahmoud menegaskan bahwa dirinya tidak akan pergi dari rumahnya. Dia menyatakan siap untuk mati dibanding masih hidup karena sudah tidak ada martabatnya lagi bagi hidupnya.
 
 
Sementara dua  orang warga ditangkap oleh Israel ketika tentara Israel menyerang warga.
Polisi Israel telah meratakan rumah dan membuldoser.
 
Pasukan unit khusus telah menghadang  yang warga yang berkumpul di sekitar rumah keluarga Mahmoud.
 
Mahmoud sebelumnya sudah dipindahkan secara paksa dari desa Ein Karem di Yerusalem Barat 1948 lalu.
 
 
Pengadilan Yerusalem yang dibawah kepemimpinan Israel mengizinkan pengusiran paksa terhadap penduduk di sana.
 
Meski warga elah mengajukan banding kepada Pengadilan Yerusalem. Dan hingga saat ini masih menunggu keputusan. Hanya saja hakim tidak menyetujui banding tersebut.
 
Pihak berwenang telah memberlakukan perintah pengusiran.
 
 
Balai Kota dan polisi telah mengeluarkan kebijakan bersama. Mereka melakukan eksekusi melalui  pengadilan untuk mengosongkan properti itu.
 
Direncanakan areal tersebut digunakan untuk membangun sekolah. Lahan tersebut akan melayani anak-anak Palestina di lingkungan itu.
 
Namun, warga Palestina tidak kepercayaan kebijakan pemerintah Israel tersebut. Apalagi  Israel telah melakukan serangkaian tindakan kejahatan.
 
Sementara wilayah Palestina  semakin mengecil.***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah