MEDIA PAKUAN - Sebanyak 82 orang tewas di Bago dalam tindakan keras militer Myanamr.
Sehingga genap lebih dari 700 warga sipil telah tewas sejak 1 Februari. Hal tersebut di inventarisir oleh organisasi yang melacak korban sejak kudeta mengatakan, Sabtu 10 April 2021.
Letak Bago berada sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut Yangon yang merupakan kota terbesar Myanmar.
Korban tewas di Bago pada hari Jumat mencapai 82 orang, angka tersebut merupakan angka terbesar dalam satu hari tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap warga sipil.
Baca Juga: Dibuat Murka! Pemberontak Bersenjata Menyerang Kantor Kepolisian Myanmar, 10 Anggota Polisi Tewas
Total korban 82 otang tewas itu merupakan awal yang dikumpulkan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Sementara itu, dalam laporan hari Sabtu, kelompok tersebut mengatakan, jumlah tewas di Bago akan meningkat karena lebih banyak kasus yang diverifikasi.
Selain itu, untuk jumlah korban Bago, 82 warga sipil yang tewas, Situs berita online Myanmar Now juga melaporkan dari sumber yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam pekerjaan penyelamatan amal.
Total korban 82 otang tewas itu merupakan awal yang dikumpulkan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Sementara itu, dalam laporan hari Sabtu, kelompok tersebut mengatakan, jumlah tewas di Bago akan meningkat karena lebih banyak kasus yang diverifikasi.
Selain itu, untuk jumlah korban Bago, 82 warga sipil yang tewas, Situs berita online Myanmar Now juga melaporkan dari sumber yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam pekerjaan penyelamatan amal.
Baca Juga: BMKG Minta Warga Jatim Waspada Longsor dan Banjir Bandang Pasca Gempa Malang
Mereka mengatakan, korban tembak kekerasan telah dikumpulkan oleh militer dan dibuang di halaman pagoda Buddha.
Sementara itu, Menurut AAPP, Setidaknya 701 pengunjuk rasa dan pengamat telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta pada 1 Februari.
Penyerangan di Bago merupakan ke tiga kalinya dalam seminggu terakhir yang melibatkan penggunaan kekuatan besar-besaran untuk mencoba menghancurkan oposisi yang gigih terhadap junta militer Myanmar yang berkuasa.***
Mereka mengatakan, korban tembak kekerasan telah dikumpulkan oleh militer dan dibuang di halaman pagoda Buddha.
Sementara itu, Menurut AAPP, Setidaknya 701 pengunjuk rasa dan pengamat telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta pada 1 Februari.
Penyerangan di Bago merupakan ke tiga kalinya dalam seminggu terakhir yang melibatkan penggunaan kekuatan besar-besaran untuk mencoba menghancurkan oposisi yang gigih terhadap junta militer Myanmar yang berkuasa.***