MEDIA PAKUAN - Meski telah berlangsung lebih dari dua bulan lamanya, kudeta di Myanmar nampak belum memperlihatkan situasi membaik. Suasana justru terlihat semakin memanas seiring dengan serangan militer yang bagai tiada henti.
Pada Sabtu, 10 April 2021 kemarin, outlet berita domestik dan kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa, pasukan keamanan Myanmar telah menembakkan granat ke pengunjuk rasa yang menentang kudeta.
Serangan senapan granat diduga terjadi pada hari Jumat di kota Bago, 90 km (55 mil) timur laut Yangon yang merupakan kota terbesar Myanmar. Dan akibat dari penembakan granat tersebut, 80 orang tewas.
Baca Juga: Dibuat Murka! Pemberontak Bersenjata Menyerang Kantor Kepolisian Myanmar, 10 Anggota Polisi Tewas
Sebelumnya, rincian korban tewas sempat tidak dapat dipastikan karena pasukan keamanan menumpuk mayat di kompleks pagoda Zeyar Muni dan menutup daerah itu.
Akan tetapi outlet berita AAPP dan Myanmar Now mengatakan pada hari Sabtu, setidaknya 82 orang telah tewas akibat insiden tersebut.
Menurut akun di media sosial, banyak penduduk kota itu berlarian untuk menyelamatkan diri dari serangan junta militer Myanmar.
"Ini seperti genosida,” kata berita outlet yang mengutip seorang pelaku protes bernama Ye Htut.
"Mereka menembaki setiap bayangan,"
Baca Juga: Tuntut Demokrasi, Ribuan Orang Serang Balik Pasukan Keamanan Myanmar