Pendekar se Jabar, Banten, dan DKI Jakarta Beraksi di Festival Silat Syawal di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi

- 27 April 2024, 19:54 WIB
Penampilan pencak silat di festival Silat Syawal di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Sabtu 27 April 2024.
Penampilan pencak silat di festival Silat Syawal di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Sabtu 27 April 2024. /Manaf Muhammad/Media Pakuan




MEDIA PAKUAN - Pendekar pencak silat dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten bersilaturahmi di festival Silat Syawal Sukabumi di Ponpes Dzikir Al Fath Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Sabtu 27 April 2024.

Kurang lebih 1.000 pesilat dari 60 paguron silat hadir di festival Silat Syawal. Masing masing paguron menampilkan ciri khasnya baik dari aliran atau jurus dan gerakan maupun seni budaya.

Selain menampilkan gerakan pencak silat, sebagian paguron silat menampilkan seni budaya khasnya seperti Boles dan Adu Lisung dari Paguron Silat (PS) Sang Maung Bodas, dan adapula perguruan silat yang menampilkan atraksi debus dan ketahanan tubuh.

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath sekaligus guru besar PS Sang Maung Bodas KH Fajar Laksana mengatakan, festival ini sengaja diselenggarakan setiap tahunnya untuk silaturahmi dan syukuran para pesilat setelah Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Melihat Permainan Tradisional Adu Lisung Sukabumi yang Diadaptasi dari Legenda Jaman Pajajaran

"Kita beri nama ini Silat Syawal yaitu silaturahmi pesilat di bulan Syawal setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri karena di sini ada paguron silat dan kita salah satu pelajaran yang dipelajari di sini adalah pencak silat. Kita mengumpulkan jawara silat pendekar silat dari mulai Jawa Barat, Banten, dan DKI untuk menampilkan mereka punya aliran masing-masing supaya kita juga bisa belajar sambil kita bersilaturahmi," ujarnya, Sabtu 27 April 2024.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan sebagai pelestarian seni budaya pencak silat yang telah ditetapkan oleh PBB melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan budaya tak benda dunia asa Indonesia.

"Ketika mempertahankan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda maka pencak silat itu harus tumbuh dan berkembang harus selalu ada bukan hanya event pertandingan silat tapi juga event seni dan budayanya dan itu harus dimunculkan oleh seluruh kota kabupaten oleh seluruh pegiat pencak silat. Sehingga setiap bulan harus selalu ada event event pencak silat yang nanti dunia melihat bahwa memang UNESCO menetapkan warisan budaya tak benda pencak silat itu memang hidup dan berkembang di pusatnya yaitu di Indonesia," ucapnya.

Eksistensi pencak silat menurutnya harus terus dijaga dan dikembangkan. Terlebih, pencak silat dapat masuk ke berbagai bidang mulai dari olahraga dan prestasi, seni budaya, hingga pariwisata.

Baca Juga: Adu Lisung Wakili Kota Sukabumi di Festival Permainan dan Olahraga Tradisional Jawa Barat 2024

"Jadi silat ini bisa masuk juga di event KONI dan event pencak silat pertandingan dari mulai PON, Sea Games dan juga kemudian silat ini bisa masuk ke dinas pemuda olahraga dengan olahraga tradisional. Dan silat ini juga bisa masuk ke dalam event pariwisata seni dan budaya. Sehingga pencak silat ini luar biasa bisa masuk ke berbagai macam elemen," ungkapnya.

Di sisi lain, pencak silat menjadi salah satu keunggulan di Ponpes Dzikir Al Fath yang membuat pesantren tersebut juara pada bidang seni budaya di tingkat provinsi Jawa Barat.

"Dengan pencak silat ini maka Pesantren Dzikir Al Fath menjadi pesantren juara pertama Jabar juara. Pesantren yang unggul di bidang seni dan budaya. Seni dan budayanya pencak silat," paparnya.

Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Sukabumi Mohamad Muraz mengapresiasi keanekaragaman aliran pencak silat yang juga bisa melahirkan kesenian tradisional lainnya seperti yang telah ditampilkan di festival Silat Syawal.

Baca Juga: Simbol Persatuan, Kata Pendekar Sepuh Jawa Barat Soal Usulan Hari Pencak Silat Nasional

"Alhamdulillah salah satu paguron yang sangat aktif dan kreatif adalah paguron Sang Maung Bodas dari Pesantren Al Fath yang sejak awal saya ikut mengesahkan pendiriannya, dari IPSI juga banyak membina mengenai seninya di sini. Kalau modalnya memang luar biasa, prof Fajar ini sudah mempunyai aliran sendiri dari leluhurnya. Terutama permainan-permainan bola api (Boles), Lisung dan itu dikolaborasikan dengan gerakan-gerakan silat IPSI dulu," tuturnya.

"Saya kira sangat unik variasi di Indonesia ini, tadi dipamerkan oleh para sesepuh ada dari Cikalong, Cimande, ada Tapak Suci dan lain sebagainya. Termasuk tadi yang cukup ngeri debus itu orang Sukabumi, orang Subangjaya. Paguronnya di Kota Sukabumi," ujarnya.

Dia berharap, dengan kemunculan festival seperti ini dapat terus menjaga eksistensi dan melestarikan budaya pencak silat yang saat ini sudah mendunia.

"Silat sebagai warisan budaya Indonesia yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh dunia melalui PBB ya jangan sampai hilang. Jangan sampai tidak dilestarikan dan tidak diikuti oleh generasi berikutnya. Saya kira itu yang paling utama," bebernya.

Baca Juga: Pertahankan WBTb Dunia, IPSI Jawa Barat Dorong Pemerintah Pusat Segera Tetapkan Hari Pencak Silat Nasional

"Salah satu kemajuan bangsa kan dilihat dari budayanya yang tidak hilang. Kalau kita contoh Cina itu luar biasa budayanya masih ada, kemajuan teknologi ekonomi dan sebagainya juga sangat baik, begitupun dengan Jepang," pungkasnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah