Cegah Golput, Ulama Kota Sukabumi Imbau Warga Sholat Istikharah dan Dzikir sebelum ke TPS

- 13 Februari 2024, 17:18 WIB
Ulama Sukabumi KH Fajar Laksana.
Ulama Sukabumi KH Fajar Laksana. /Manaf Muhammad/Media Pakuan



MEDIA PAKUAN - Satu hari menjelang pencoblosan Pemilu 2024, salah satu ulama Sukabumi KH Fajar Laksana mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath tersebut mengatakan, masyarakat perlu menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi kali ini, termasuk pada pemilihan presiden.

"Kami dari ulama berharap jangan ada golput tetap harus memilih dari tiga calon harus dipilih jangan golput kalau golput berarti pertama tidak menggunakan hak kita sebagai warga negara artinya kita ini diberikan hak dan ambil hak kita dan kalau kita tidak memilih berarti kita tidak menentukan calon pemimpin kita sehingga itu menyebabkan kita tidak mendukung proses pembangunan," ujarnya, Selasa 13 Februari 2024.

Menurutnya, Pemilu dilaksanakan oleh pemerintah dengan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. Sehingga dia menilai, apabila warga memilih untuk golput tak jauh berbeda seperti menyianyiakan dana tersebut.

Baca Juga: Baliho Sukabumi Anti Golput Diturunkan, Warga Apresiasi Langkah Tegas Bawaslu: Indikasi Kampanye Terselubung

"Negara ini mengeluarkan biaya triliunan untuk melakukan Pemilu untuk memilih pemimpin lalu kemudian masyarakatnya umatnya tidak memilih, berarti sama dengan tidak mendukung pembangunan. Kita berarti tidak memanfaatkan dana dari masyarakat itu sendiri," tambahnya.

Untuk mencegah terjadinya golput, dia pun menyarankan kepada warga beragama Islam yang belum memiliki pilihan, untuk melaksanakan sholat istikharah dan dzikir. Supaya memiliki keyakinan dalam mencoblos pilihannya.

"Kemudian kalau kita merasa belum punya keyakinan penuh pada setiap calon, saya sebagai ulama menganjurkan yaitu cara memilih yang baiknya agar timbul ketenangan supaya kita yakin dalam memilih kalau kita masih ragu-ragu bingung daripada bingung menjadi golput," ucapnya.

"Jadi sebelum berangkat ke TPS supaya jadi nilai ibadah kalau masih ada keragu-raguan kami berharap melaksanakan shalat sunat Istikharah dua rakaat, kemudian kalau mau berdoa saya anjurkan membaca doa Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil cukup Allah lah yang memberikan pertolongan. Datang ke TPS lalu dzikir dalam hati kemudian pejamkan mata rasakan siapakah hati ini memilihnya apakah 01,02,03, dzikir kepada Allah Insyaallah dapat hidayah Allah. Allah mengatakan maka Allah akan memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki, pasti hati kita ga bohong hati kita menentukan si anu nah pilih lah," katanya di Ponpes Dzikir Al Fath.

Baca Juga: Kampanye Terselubung, TERAS Pertanyakan Baliho Ajakan Sukabumi Anti Golput di Jalan Sudirman : Turunkan!

Imbauan tersebut juga diperuntukkan bagi santri yang ada di pondok pesantrennya, sebab dalam Pemilu kali ini pihaknya juga membuka tempat pemungutan suara (TPS) khusus bagi santri pemilih yang berjumlah 600 lebih dari 24 provinsi.

"Karena kami tidak mempunyai kemampuan memilih menilai, karena kami di daerah kami tahunya di berita, maka cara memilih yang terbaik serahkan kepada Allah, biarkan hati nurani kita yang menunjuki. Saya sampaikan kepada para santri begitu," tuturnya.

Dia pun memastikan sejauh ini tidak ada intervensi dari pihak manapun kepada pondok pesantrennya untuk memilih salah satu pihak demi menjaga netralitas di pondok pesantrennya.

"Ketiga tokoh ini ada tokohnya langsung, ada perwakilannya datang ke sini semuanya dan kita di pondok ini lembaga yang independen kita mendoakan semuanya dan kami menyampaikan bahwa di TPS khusus di Pesantren Dzikir Al Fath untuk santri dari luar kota, tidak ada dari pihak manapun yang mengintervensi apalagi ngasih duit suruh milih, ga ada," jelasnya.

Baca Juga: Motivasi Viral di Medsos, Pelaku Duel Maut di Gunungguruh Sukabumi Berhasil Diringkus Polisi

Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk saling menghargai pilihannya masing-masing dalam pesta demokrasi kali ini sehingga Pemilu bisa berjalan damai dan kondusif.

"Kami dari sisi tokoh ulama berharap semua masyarakat bisa menjaga adanya perbedaan bukan menjadi suatu permusuhan. Dalam era demokrasi, perbedaan antara umat pasti terjadi dalam memilih. Tapi perbedaan itu adalah suatu kewajaran dan perbedaan itu jangan dijadikan ajang permusuhan dan perselisihan," tandasnya.

"Inti poinnya kami dari tokoh ini mendoakan semoga Pemilu nanti berjalan aman, tentram, damai, tenang, terjaga kondusifitas yang baik, tidak terjadi perselisihan persengketaan tidak terjadi huru hara dan keributan. Hormati perbedaan itu, jaga NKRI siapapun pilihannya pasti akan menjaga NKRI makanya jaga keutuhan negara kita," pungkasnya.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah