MEDIA PAKUAN - Mahasiswa di Sukabumi memperingati aksi Kamisan ke 801 dengan turun ke jalan, Kamis 11 Januari 2024. Namun turun jalan kali ini bukanlah dalam bentuk orasi, musikalisasi puisi atau pun teatrikal seperti biasanya.
Mereka melakukan aksi dengan membagikan selebaran kertas yang berisikan kajian potensi adanya ancaman kemunduran demokrasi di Indonesia.
Bukan hanya itu, dalam aksinya mereka juga terus menyuarakan dan menyoroti tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia.
Koordinator aksi Kamisan, Triswanto mengatakan, kondisi demokrasi di Indonesia saat ini dinilainya cenderung menurunkan, hal itu bisa dilihat dari merosotnya indeks demokrasi Indonesia sejak 2021.
Baca Juga: Cegah Jatuhnya Korban Jiwa pada Pemilu 2024, Petugas KPPS di Kota Sukabumi Diberi Jaminan Kesehatan
"Ini jelas, menunjukkan pengurangan signifikan salah satunya kebebasan sipil. Saat ini dirasakan masyarakat atau mahasiswa adanya ketakutan dalam menyampaikan kritik dan pendapatnya," ujarnya, Kamis 11 Januari 2024.
Apalagi menurutnya, terlihat dari peristiwa yang telah terjadi belakangan ini yakni atas putusan MK yang cendrung amat sangat politis.
"Saya kira semua masyarakat juga mengerti dan tahu apa yang terjadi, sehingga ini menjadi catatan bagi demokrasi kita," ungkapnya.
Dia pun turut mencantumkan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang sampai saat ini belum terselesaikan seperti yang disebutkan Presiden Jokowi pada awal 2023 yaitu ada 12 pelanggaran berat yang terjadi. Termasuk didalamnya kasus 1965, peristiwa penembakan misterius 1982 dan rangkaian kejadian 1998, sehingga itu perlu diselesaikan.