Dia mengaku sudah melunasi pembayaran sebesar Rp350 juta pada dua minggu sebelum jadwal pemberangkatan. Dengan keadaan saat ini, dia pun meminta uang tersebut untuk dikembalikan.
"Kecewa, malu sama tetangga, sama semua orang. Anak nggak mau ke sekolah lagi karena malu sama teman-temannya, malu," ungkap Aisyah.
"Sempat ketemu (dengan pemiliknya), katanya mau tanggal 14 (November) diberangkatkan tapi belum tentu. Saya mah mau uang kembali saja karena kecewa," tuturnya.
Uang dari hasil jerih payahnya sebagai petani saat ini minta dikembalikan karena dia terlanjur merasa kecewa kepada pihak travel.
Baca Juga: Balai Kota dan DPRD Digeruduk Mahasiswa, Kota Sukabumi Dianggap Masih 'Berantakan'
"Ah atuda ngarana petani, meunang cape sanes ku gaduh acis, baningku hoyong sadayana keluarga angkat (ya namanya juga petani, hasil kerjakeras bukan karena punya uang, saking ingin semua keluarga ingin berangkat semua)," pungkasnya.
Sementara itu Kapolsek Cikole Resor Sukabumi Kota AKP Cepi Hermawan mengatakan, atas kasus tersebut pihaknya telah berupaya untuk melakukan musyawarah antara pihak korban dengan travel.
"Kami memediasi antara jemaah dengan pihak travel supaya tidak terjadi ganguan Kamtibmas. Kami juga tidak mencari siapa yang salah, siapa yang benar karena harus melalui proses," katanya di Kota Sukabumi, Jawa Barat.***