Ajaib! Pesantren Al Fath Bocorkan Manfaat Maggot: Solusi Hemat untuk Pertanian dan Peternakan

- 22 Agustus 2022, 15:47 WIB
Ajaib! Pesantren Al Fath Bocorkan Manfaat Maggot: Solusi Hemat untuk Pertanian dan Peternakan
Ajaib! Pesantren Al Fath Bocorkan Manfaat Maggot: Solusi Hemat untuk Pertanian dan Peternakan /Foto Manaf Muhammad/Mediapakuan.com

MEDIA PAKUAN - Food waste atau sampah makanan menjadi problematika sehari hari dalam rumah tangga.

Food waste adalah sisa bahan masakan maupun makanan yang tidak habis, baik sampah rumahan, pasar hingga perusahan-perusahan di bidang makanan.

Bahkan data dari kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengenai Food Loss and Food Waste (FLW) menyebutkan sejak tahun 2000 hingga 2019, sampah makanan yang diproduksi indonesia mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Besarnya intensitas sampah makanan yang dihasilkan itu berdampak pada kerugian ekonomi nasional mencapai Rp213 - Rp551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia.

Baca Juga: Sulit Dievakuasi Kanit Samapta Polsek Citamiang Kota Sukabumi, Bantu Lansia Alami Stroke

Jika dikaitkan dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), makanan yang terbuang tersebut bisa menghasilkan 1,73 giga ton CO2 secara akumulasi, atau rata-rata 7 persen dari total emisi GRK Indonesia dalam setahun.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pondok Pesantren Modern Dzikir Al Fath Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Ponpres Al Fath membudidaya maggot (belatung) yang bermetamorfosis dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam.

Maggot dinilai memiliki sejuta manfaat bagi kehidupan. Bukan hanya efektif dalam mengurangi limbah organik dan food waste, maggot juga menjadi pakan ternak yang kaya gizi.

Baca Juga: Kak Seto Tolak Keterlibatan Anak Ferdy Sambo dalam Pembunuhan Brigadir J

"Budidaya magot itu adalah budidaya pendukung dalam pertanian. Budidaya magot itu hasilnya untuk pakan lele, pakan burung, ayam, bebek. Manfaatnya besar sekali karena kandungan proteinnya itu sampai 48 persen," kata Iwan Kriswanjuna  tenaga ahli budidaya maggot kepada Media Pakuan, Senin 22 Agustus 2022.

Dalam budidaya ternak maggot, kata Iwan awalnya harus mengundang lalat jenis BSF dengan bahan tertentu yang mudah didapat.

"Cara mengundangnya adalah kita memberikan pesta makanan kepada BSF ataupun lalat lalat yang lain biasanya dengan Yakult dicampur dengan Masako (atau) bau bau anyir lainnya kemudian ditempatkan di ruangan terbuka ataupun ruangan tertutup yang ada pintunya seperti kelambu yang ada pintunya kemudian biarkan," ucapnya.

Baca Juga: Kombes Pol Budhi Herdi Susianto Diduga Melakukan Pelanggaran Kode Etik, Jalani Dipatsus di Mako Brimob

Selanjutnya lalat yang terkumpul dipilah untuk mengambil khusus lalat BSF. Setelah dipilah, lalat BSF kemudian ditempatkan dalam sebuah wadah dan dibiarkan hingga bertelur dan menjadi larva.

"Setelah masuk dalam kondisi lalat yang masih bercampur (kawin) kemudian akan menetas dalam tiga hari kemudian itu dalam kondisi yang bermacam-macam nah itu akan menjadi larva magot yang kecil," ujar Iwan menjelaskan.

Larva maggot kemudian dialihkan ke tempat khusus untuk diberi makan berupa sampah organik. Namun kata Iwan, untuk maggot kecil lebih bagus mengonsumsi susu formula dan ampas tahu.

"Telurnya biasanya menempel pada media media sempit seperti lempengan bambu atau kayu Kemudian kita ambil, lalu tempatkan pada media khusus seperti kertas tisu kemudian makanan yang baik untuk magot kecil ini adalah seperti susu formula ataupun limbah tahu," paparnya.

Baca Juga: 20 Tahun Tak Dilirik Pesawat Rafale Laku Keras, Usai Operasi Tempur di Afganistan hingga Suriah

"Setelah empat atau lima hari sampai seminggu larva akan mulai kelihatan sangat kecil sekali dan itu jumlahnya ribuan. Barulah kita membesarkan 15 sampai 20 hari itu baru bisa kita panen," tuturnya.

Selama waktu pembesaran, maggot harus rutin diberi pakan berupa sampah organik baik itu dari sisa makanan di dapur maupun limbah organik lainnya. "Barulah kita membesarkan 15 sampai 20 hari itu baru bisa kita panen," tuturnya.

Setelah panen, maggot ada yang dipisah untuk dikembangbiakkan guna reproduksi siklus lalat BSF menjadi maggot lagi.

"Pada saat panen ini BSF akan muncul setelah si magot ini berusia sampai 25 hari kemudian menjadi pupa (ulat yang menjadi kepompong)," jelasnya.

Baca Juga: 20 Tahun Tak Dilirik Pesawat Rafale Laku Keras, Usai Operasi Tempur di Afganistan hingga Suriah

Kotoran maggot juga bagus digunakan sebagai pupuk organik. Menurutnya, budidaya maggot ini efektif dalam mengurangi limbah organik dan menghemat biaya pertanian dan peternakan.

Iwan menuturkan, maggot yang dikembangbiakkannya sudah sangat mencukupi kebutuhan pertanian dan peternakan di Ponpes Modern Dzikir Al Fath.

Sementara itu pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al Fath KH Muhammad Fajar Laksana mengatakan, budidaya maggot merupakan salah satu program Intergrated Farm Education and Entrepreneurship (IFE2) yang dikembangkan olehnya sebagai pembelajaran ketahanan dan kemandirian pangan yang dilakukan oleh santri.

"Pertanian terpadu dari hulu ke hilir semuanya tidak ada sisa zero waste artinya adalah semuanya tidak ada sisa tidak ada limbah," ujarnya.

Fajar menjelaskan pertanian terpadu atau IFE2 juga sebagai contoh bahwa segala ciptaan Allah itu berguna dan tidak ada yang sia sia.

"Kalau manusia membuat plastik, plastik jadi limbah, kalau manusia membuat pabrik menjadi limbah. Tetapi Allah menciptakan ayam dan kotorannya bisa dijadikan juga pakan dibuat menjadi belatung kemudian ayam dimakan ada sisa, sisa makanan ayam bisa diolah menjadi pupuk juga, jadi mana yang tidak bermanfaat?," pungkasnya.***

 

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah