MEDIA PAKUAN - Muda mudi kalangan pelajar di wilayah Sukabumi belakangan ini sedang banyak menggandrungi aksi kekerasan yang entah apa manfaatnya.
Akibatnya masyarakat Sukabumi resah dengan adanya kekerasan di lingkungan apalagi melibatkan pelajar yang notabene masih di bawah umur.
Baca Juga: 8 Hari Eril Belum Ditemukan, Interpol Rilis Yellow Notice: Mencari Anak Sulung Ridwan Kamil
Sebagai generasi penerus bangsa, kalangan pelajar di Sukabumi malah berulah dengan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Juga: 12 Adab Dasar Seorang Murid Kepada Guru yang Perlu Kamu Ketahui: Senantiasa Perlu Disimak
Dari informasi yang didapat Media Pakuan aksi meresahkan yang melibatkan pelajar terdeteksi dua kejadian di Sukabumi sejak kemarin.
Pada Rabu 1 Juni 2022 video tawuran pelajar sempat beredar yang memperlihatkan lokasi di perlintasan kereta api di wilayah kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Masih pada hari yang sama, polisi mengamankan 35 pelajar tingkat SMK di Jalan Raya Kampung Ranca Genjer Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: 8 Hari Eril Belum Ditemukan, Interpol Rilis Yellow Notice: Mencari Anak Sulung Ridwan Kamil
Polisi mendapati tiga buah senjata tajam jenis cerulit yang dibawa pelajar tersebut.
Kepolisian bertindak tegas dengan mengamankan puluhan pelajar SMK yang kemudian diberi peringatan dan pembinaan.
Atas maraknya keresahan yang dilakukan oleh pelajar, polisi mendatangi sekolah sekolah untuk menekan adanya tindakan serupa di kemudian hari.
Baca Juga: Putera Sulung Ridwan Kamil Belum Ditemukan, Kemlu Swiss Pastikan Pencarian Eril jadi Prioritas
"Kami tadi melakukan penyuluhan kepada para siswa di SMK Teknika Cisaat, agar mereka tidak terjerumus untuk turut serta tawuran," kata Kapolsek Cisaat Kompol Rusmadi, Kamis 2 Juni 2022.
Peringatan serius disampaikan kepolisian sebagai tindakan tegas yang bersifat preventif dan preemtif bagi para pelajar.
"Tadi kami berikan pemahaman jika mereka masih turut serta melakukan tawuran, kerugian apa saja yang akan mereka terima, baik itu sanksi yang diberikan sekolah, ataupun kerugian dari segi materi, bahkan jika mereka turut menjadi korban," ujarnya.
Pihak kepolisian menekankan upaya pencegahan penyimpanan yang dilakukan pelajar harus dilakukan seluruh pihak terutama sekolah dan orang tua.
"Bukan hanya saja pihak sekolah, orang tua ataupun keluarga juga harus lebih aware kembali dalam memperhatikan anaknya. Jangan sampai nantinya menyesal dikemudian hari akibat kelalaian pengawasan yang terjadi," ucapnya.
Rusmadi melanjutkan bahwa yang menjadi sorotan utama di kalangan pelajar bukan hanya tawuran namun juga kriminalitas geng motor serta aksi kekerasan lainnya.
"Kami menyampaikan bahwasanya saat ini geng motor sedang dibrantas oleh pihak Kepolisian diseluruh daerah, maka dari itu kami meminta kepada para siswa untuk tidak terlibat, dan jika ada yang mengetahui rencana aksi maupun pergerakan geng motor, bisa segera laporkan kepada petugas terkait," katanya di Sukabumi.***