Kasus TBC di Kota Sukabumi Menurun Tahun 2020, Masyarakat Jangan Lengah

- 23 Maret 2021, 17:08 WIB
Ilustrasi,Pulmonary Tuberculosis .  Chest X-ray : interstitial infiltration at left upper lung due to Mycobacterium Tuberculosis infection
Ilustrasi,Pulmonary Tuberculosis . Chest X-ray : interstitial infiltration at left upper lung due to Mycobacterium Tuberculosis infection /stockdevil/Getty Images/iStockphoto

MEDIA PAKUAN-Kasus penyakit  tuberkulosis (TBC) di Kota Sukabumi pada tahun lalu 2020 menurun dari tahun 2019.

Temuan kasus TBC tahun 2020 sebanyak 1.218 kasus sementara di 2019 ada 1.820 kasus.

Kendati demikian masyarakat diminta jangan lengah dalam penanganannya, disebabkan penyakit ini dapat menular dengan mudah.

Baca Juga: Gejala TBC Mirip Covid-19, Kasi P3M Dinkes Kota Sukabumi: Jangan Ragu Periksakan Diri

Penyakit yang mendominasi menyerang saluran pernapasan ini dapat terpapar denga mudah jika tidak dilakukan pencegahan.

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi melakukan ajakan kepada masyarakat untuk memerangi penyakit ini bersama sama.

Menurut Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Sukabumi, dr. Denna Yuliavina dalam keterangannya di siaran radio Bunut FM, Selasa 23 Maret 2021 mengatakan masyarakat harus memeriksa penyakit ini ke fasilitas layanan kesehatan yang tersedia.

Selain itu ia juga meminta untuk pasien TBC untuk jangan lengah ketika melakukan pengobatan.

Pengobatan TBC dilakukan harus dengan konsistensi dalam waktu yang cukup lama minimal enam bulan.

"Jika tidak diobati dengan teratur meskipun sudah tidak batuk dalam dua bulan tapi kumannya masih ada istilahnya masih tidur" katanya.

Baca Juga: Refocusing, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi : APBD yang Sudah Diketuk Palu Masih Berubah

Jika tidak teratur dalam pengobatan akan menyebabkan kuman TBC menjadi resistensi atau pengebalan terhadap obat yang masuk dengan otomastis memperparah penyakit.

"Minimal 6 bulan diminum setiap hari dosisnya tiap orang berbeda, maka harus dipantau" beber Denna.

Masih katanya, "Kalau mengalami resistensi akan sulit dosisnya akan dinaikkan bahkan pengobatan hingga dua tahun".

Bahkan menurutnya jika pengobatan dilakukan dengan baik dapat dengan tidak mudah terpapar Covid 19.

"Jika dilakukan pengobatan secara teratur TBC tidak rentan terhadap covid" pungkasnya.

Ia juga mengingatkan merokok dapat memperburuk risiko terpaparnya kuman TBC.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Hari ini Selasa 23 Maret 2021, Kota Sukabumi Berpotensi Hujan Ringan

Saat ini di tahun 2021, Indonesia menjadi peringkat dua dunia penyakit TBC padahal tahun sebelumnya peringkat tiga.(Manaf Muhammad)

Editor: Hanif Nasution


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x