Tertinggi Dalam Sejarah, 4 Bulan Terakhir Kenaikan Harga Beras Sulit Dikendalikan, Jokowi: Gagal Panen

22 Februari 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi beras langka dan mahal yang membuat Hilmi Firdausi prihatin. /Jcom/

 

MEDIA PAKUAN - Kenaikan harga beras cukup melonjak selama 4 bulan terakhir ini.

Kenaikan ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi dalam sejarah perekonomian di Indonesia.

Pasalnya kini beras di pasar untuk harga beras medium mencapai Rp. 14.000 dan untuk beras premium mencapai Rp.18.000/ kg.

Akibatnya, tak ayal ratusan warga di berbagai daerah rela antre berjam-jam. Mereka memakskan diri demi bisa mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar.

Salah satu nya di daerah Sumedang, Kota Bandung, dan Bekasi di Jawa Barat hingga Probolinggo di Jawa Timur sudah mulai rebutan beras murah.

Harga beras murah dari Bulog itu dijual seharga Rp51.000 per kemasan lima kilogram atau setara dengan Rp10.200 perkilogram.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Xiaomi Indonesia Rilis Ponsel Teknologi Mutahir: Harganya Hanya Rp1 Jutaan

Presiden Jokowi pun memberi penjelasan mengapa harga beras naik drastis.

Kenaikan ini disebabkan oleh perubahan iklim di Indonesia yang membuat para petani gagal panen.

Bahkan dia berdalih gagal panen ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun di seluruh negara di dunia mengalami iklim yang buruk untuk panen.

"Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, ada yang namanya perubahan cuaca sehingga gagal panen, produksi berkurang sehingga harganya naik," ucapnya

Bahkan Sepanjang 40 tahun lebih para pedagang di pasar induk mengeluh kenaikan harga beras pada tahun ini adalah yang paling tinggi.

Disisi lain para pengamat menilai pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena di Thailand dan Vietnam tidak mengalami kekurangan beras meskipun perubahan iklim drastis.

Baca Juga: Mudahkan Layanan, Satlantas Polres Sukabumi Siagakan Bus Sim Keliling di Pos Lantas Cidahu: Yuk Kesempatan!

Ahli pertanian dari Universitas Lampung, Bustanul Arifin, mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga beras karena produksi padi turun pada tahun 2023 akibat El Nino.

Dia menjelaskan, pada 2023 produksi padi turun sekitar satu juta ton karena luas panen yang turun signifikan sekitar 300.000 hektare.

Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Ngadiran mengatakan bahwa kenaikan harga beras terjadi sejak empat bulan lalu. Semula harga beras medium Rp9.000-Rp10.000 per kilogram.

Seiring berjalannya waktu dan perubahan iklim yang semakin ekstrim perlahan harga beras mengalami kenaikan pada Rabu 21 Februari 2024 menyentuh angka Rp13.000-Rp14.000 per kilogram.

Sedangkan beras premium, sebelumnya berada di kisaran Rp12.000-Rp14.000 per kilogram. Akan tetapi, angkanya merangkak terus sampai di harga Rp17.000-Rp18.000 per kilogram.

Baca Juga: Waspada! Prakiraan Cuaca, Kamis 22 Februari 2024, BMKG: Hujan Deras di Kota dan Kabupaten Jawa Barat

Sementara untuk harga sekarung beras medium kini sudah Rp700.000 di pasar induk dan beras premium sekarungnya Rp800.000.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemerintah akan terus menggelontorkan beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan guna menjaga stabilitas harga beras nasional.

Dia menjamin, beras murah ini memiliki kualitas bagus dan tidak kalah dengan beras premium. Beras SPHP dijual kisaran Rp10.900-Rp11.000 perkilogram dan akan dijual di pasar tradisional maupun ritel modern.

Dia juga berkata, harga beras premium masih akan bergerak naik karena beras lokal premium masa panennya bergeser akibat El Nino.

Masa panen raya itu diperkirakan jatuh pada bulan April-Mei atau mundur dibandingkan tahun lalu yang jatuh pada Januari-Maret.

Baca Juga: Hasil Pertandingan AFC Champions League, Al Nassr Kembali Tumbangkan Al Feiha :Lolos Babak 8 Besar

Itu sebabnya, pemerintah akan meningkatkan distribusi beras program SPHP dari sebelumnya 100.000 ton per bulan kini naik menjadi 250.000 ton tiap bulan.

Adapun soal ketersediaan stok beras menjelang puasa dan Lebaran dipastikan aman.

Penyebab lain, adalah ekonomi beras global. Pada Juli tahun 2023, katanya, India melarang ekspor beras karena pertimbangan politis di mana Perdana Menteri Narendra Modi tengah menghadapi pemilu pada 2024.

Koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP), Ayip Said Abdullah, sependapat. Hanya saja dia menilai ada faktor lain yang turut mengerek kenaikan harga beras yakni kebijakan pemerintah yang jor-joran menggelontorkan bantuan sosial (bansos) saat masa kampanye kemarin.

"Implementasi dari kemarin jor-joran bansos juga berpengaruh. Sebagian ada yang ditarik ke premium untuk dicampur dengan beras medium untuk dijadikan bansos," dikutip dari BCC.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler