Warga Sukabumi Tewas oleh Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Sempat Dicegah Anaknya Namun Menolak

4 April 2023, 21:39 WIB
Usai dibunuh Mbah Slamet, Paryanto dimakamkan di kecamatan Cibadak kabupaten Sukabumi. /Manaf Muhammad/

MEDIA PAKUAN - Kasus dugaan pembunuhan berencana dilakukan oleh warga Banjarnegara Jawa Tengah, Slamet Tohari alias Mbah Slamet (46) dengan modus menjadi dukun pengganda uang.

Salah satu korban dari pembunuhan berantai atau serial killer oleh dukun pengganda uang tersebut adalah Paryanto (53) warga Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Kuasa Hukum keluarga korban, Heri Purnama Tanjung mengatakan, korban diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp90 juta dari penipuan yang dilakukan Mbah Slamet.

 

Hal itu diketahui, usai pihaknya mengungkap dari mutasi rekening. Selain itu menurutnya, barang-barang milik korban yang diduga menjadi alat bukti, telah dibuang ke beberapa titik.

Baca Juga: Jadi Plt Ketua Golkar Kota Sukabumi, Phinera Wijaya Ungkap Nasib Jona Arizona Pasca Jadi Tersangka: Disanksi?

"Sekitar Rp90 juta lebih. Itu dari mutasi rekening Rp90 juta mungkin lebih dari itu karena uang tunainya kita nggak tahu. Handphone dibuang di kali di Cirebon, kalau mobil (rental) di Wonosobo," kata Heri saat ditemui di kediaman keluarga korban di wilayah kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa 4 April 2023.

Sementara itu pengakuan dari anak Paryanto, GE, mengungkapkan, awalnya dia hanya mengetahui bahwa ayahnya merupakan pebisnis namun entah jenis bisnis apa yang dilakoninya.

 

"Ayah saya bisnis, di bidang kaya semacam perbatuan, terus barang-barang antik," ungkapnya.

Kecurigaan mulai muncul tatkala dirinya pernah diajak ayahnya menuju ke tempat Mbah Slamet di Banjarnegara pada Juli 2022, namun dia tidak mengetahui ritual apa yang dilakukan oleh ayahnya dan dukun Tohari karena tidak diajak ke dalam.

Baca Juga: Respons Ketua DPC Demokrat Kota Sukabumi soal PK Moeldoko : Kami Anggap Gerakan Pembuatan Kekacauan

"Saya mengantar ayah ke Banjarnegara sebanyak 7 kali, yang terakhir tidak ikut. Awalnya saya tidak tahu, saya pikir teman bisnisnya ayah, tapi setelah pertemuan yang kedua baru tahu bahwa penggandaan uang, uka-uka gitu disebutnya," pungkasnya.

Dia juga sempat memperingatkan ayahnya untuk berhenti melakukan penggandaan uang, namun imbauan tersebut tidak dituruti.

 

"Saya sempat mengingatkan ayah untuk berhenti ikut-ikutan uka-uka (penggandaan uang), karena dengan bisnis yang dijalaninya, penghasilan ayah sudah cukup," ujarnya.

Kasus tersebut dia serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

Baca Juga: Update Kasus Penggelapan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi: Polisi Buka Peluang Jalan Damai

"Ya (namanya juga) musibah, (jadi) bingung, intinya ikhlas aja. Saya juga pengennya hukumannya setimpal sama seperti apa yang pelaku lakukan ke ayah saya ke korban. Saya pengennya gitu sih udah," katanya.

Kronologi

Sekadar informasi, Polres Banjarnegara telah menangkap Mbah Slamet usai mendapat informasi dari GE karena dititipkan pesan oleh ayahnya untuk mengajak aparat saat mendatangi tempat Mbah Slamet.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, Paryanto berangkat seorang diri ke tempat Mbah Slamet pada 20 Maret 2023 untuk melakukan ritual. Namun pada 23 Maret Paryanto mengirimkan pesan dan lokasi rumah Mbah Slamet kepada anaknya yakni SL dan GE untuk datang ke rumah dukun Tohari bersama polisi apabila tidak kunjung mendapat kabar.

"Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat," kata AKBP Hendri Yulianto, menirukan pesan yang dikirimkan Paryanto kepada anaknya, Senin 3 April 2023.

Baca Juga: Eks Walikota Sukabumi Bantah Terlibat dalam Utang Rp1 miliar Terkait Perjalanan Dinas Pegawai dan Pimpinan

 

Pada 27 Maret 2023, GE melaporkan kehilangan ayahnya kepada Polres Banjarnegara. Lalu pada 2 April 2023 sekitar pukul 06.47 WIB, setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan mayat Paryanto di Jalan Setapak menuju hutan Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

Setelah temuan Paryanto, pihak kepolisian menemukan total 10 jenazah yang diduga menjadi korban dukun gadungan pengganda uang Mbah Slamet.

"10 jenazah masih penyelidikan, malam ini akan diidentifikasi tim DVI Polda Jateng. Bagi keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya, silakan laporan ke Polres Banjarnegara atau kantor kepolisian terdekat. Nanti akan dibantu untuk proses identifikasi," ujarnya.

 

Adapun jenazah Paryanto pada Selasa 4 April 2023 telah dikebumikan di TPU di  kecamatan, Cibadak, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Baca Juga: Heboh Mayat Pria Paruh Baya Mengambang di Selokan di Cisaat Sukabumi, Diduga Gegara Ayan

Mbah Slamet alias dukun Tohari terancam dengan pasal Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman berupa pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.***

Editor: Manaf Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler