Baca Juga: Atletico Madrid Tolak Tawaran Senilai 110 Juta Poundsterling dari Manchester United untuk Joao Felix
1. Kepolisian Inggris tidak mampu menangkapnya
Pada tahun 1888 di Inggris menjadi tahun yang sangat mencekam bagi penduduk Kota London lantaran Jack si Penjagal masih berkeliaran.
Kendati demikian, pihak kepolisian tidak bisa meringkusnya, namun aparat hanya mendapatkan petunjuk bahwa para korban Jack the Ripper itu rata-rata merupakan perempuan.
Korban mendapat julukan “Whitechapel Murders”. Identitas korban itu diketahui bernama Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes, dan Mary Jane Kelly.
Baca Juga: Atletico Madrid Tolak Tawaran Senilai 110 Juta Poundsterling dari Manchester United untuk Joao Felix
2. Para korban merupakan perempuan
Dilansir dari britanica.com, hal yang membuat kasus ini unik adalah bahwa semua korban Jack the Ripper merupakan perempuan.
Mereka dibunuh dengan cara yang sangat sadis. Kepala mereka dipenggal, tubuh mereka dimutilasi dengan cara yang khas, dan organ-organ dalam tubuh mereka diacak-acak.
Sebelumnya, ada dugaan bahwa semua korbannya itu merupakan perempuan penghibur. Namun, seorang sejarawan sosial asal Inggris Hallie Rubenhold membantah dugaan itu.