Myanmar: Sehari Setelah Kudeta, Wai Wai Nu Seorang Rohingya Ungkap Kisah Pilu Kekejaman Aung San Suu Kyi

- 3 Februari 2021, 11:17 WIB
SEORANG gadis muda Rohingya duduk di kamp transit pada 8 September 2020 setelah hampir 300 migran Rohingya mendarat di pantai di Lhokseumawe di pantai utara pulau Sumatera, Indonesia.*
SEORANG gadis muda Rohingya duduk di kamp transit pada 8 September 2020 setelah hampir 300 migran Rohingya mendarat di pantai di Lhokseumawe di pantai utara pulau Sumatera, Indonesia.* //AFP

Ayahnya dibawa kedalam truk dengan tangan dibrogol dan entah kemana di bawa perginya.

" Saya tumbuh dengan rasa takut terus menerus menghatui," tuturnya.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek, akan Menjadi Keberuntungan Presiden Jokowi, Shio Kerbau Logam Membawa Ketegasan Lebih

" itulah mengapa saya menjadi tumbuh sebagai seorang yang penakut karena tiap hari selalu ada tentara diluar, itulah yang membuat saya masih bisa membayangkan ayah saya diambil dari saya. Saya ingat kami akan memasang earphone dan mendengarkan radio dengan sangat lembut."

Wai Wai - yang merupakan seorang Rohingya, salah satu etnis minoritas yang paling teraniaya di negara itu - mengatakan ayahnya selalu dikejar.

Saat itu ayahku sudah dibebaskan sebulan setelah penculikan itu.

Baca Juga: Berikut Ranking Bulutangkis Dunia! Hanya Ganda Putra Indonesia Diperingkat 1, Selebihnya China dan bwf

Ketika Wai Wai berusia 10 tahun, keluarganya memutuskan untuk pindah ke ibu kota Yangon (Rangoon).

"Saya melihat sedikit lebih banyak kebebasan di Yangon," katanya. "Di Rakhine, mayoritas penduduk adalah Rohingya tetapi di Yangon, lebih multikultural dengan bahasa yang berbeda. Tetapi banyak orang di Yangon tidak memiliki pengetahuan tentang apa yang terjadi dengan etnis minoritas."

Saat itu, kehidupannya tampak cukup normal.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah