PPATK Sebut Jabar dan DKI jadi Sarang Judi Online

- 27 Juni 2024, 17:55 WIB
Judi Online Membawa Dampak Negatif
Judi Online Membawa Dampak Negatif /

Menkopolhukam Hadi Tjahjanto selaku Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online mengaku timnya sedang fokus untuk mencegah serta memulihkan masyarakat yang kecanduan judi online. Pemerintah, kata dia, akan mengumpulkan para camat, lurah, kepala desa untuk "membina" para pemain judi onlinedi daerah mereka masing-masing.

Hadi berdalih belum menyasar para bandar judi onlinekarena ingin fokus pada pencegahan terlebih dahulu.

Meski begitu, Hadi memastikan penindakan hukum tetap digelar secara paralel. Aparat diterjunkan untuk mengusut dan menangkap orang-orang di balik situs judi online.

"Kominfo juga sudah memutus situs-situs ya contohnya adalah networkke akses providersudah diputus sehingga mereka (bandar judi online) saat ini tiarap," ujar Hadi.

Baca Juga: Sempat Berpolemik, Presiden Nyatakan Pelaku Judi Online Tak dapat Bansos, Jokowi: Ngak Ada!

Kenapa Jabar dan DKI jadi sarang judi online?

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Josias Simon Runturambi berpendapat Jabar, DKI, dan tiga provinsi lainnya rawan judi onlinelantaran akses terhadap aplikasi judi onlinedi kawasan tersebut relatif terbuka. Jabar dan kawan-kawan juga ditopang layangan jaringan internet yang baik.

"Provinsi- provinsi ini punya akses cukup tinggi pada tawaran aplikasi judol (judi online) dan dukungan jaringan layanan yang baik. Hal lain adalah keterlibatan individual dalam aplikasi judol karena alasan hiburan, bertaruh, sarana tambahan pemasukan, tempat mudah meminjam (syarat mudah)," ucap Josias kepada Alinea.id, Rabu (26/6).

Josias tak sependapat jika pemerintah fokus pada pencegahan dan pemulihan korban judi online.

Ia merasa janggal jika pemerintah bisa merinci data dan nilai transaski pemain, namun tak mampu menggulung para bandar judi daring.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah