Perjuangan Belum Usai: Benarkah Papua Barat Butuh Kepemimpinan Islam

- 1 Juli 2024, 13:55 WIB
Perjuangan Belum Usai: Benarkah Papua Barat Butuh Kepemimpinan Islam
Perjuangan Belum Usai: Benarkah Papua Barat Butuh Kepemimpinan Islam /Muhammad Rafiq/Tangkapan layar Youtube Atlantis People

MEDIA PAKUAN - Hingga sekarang Papua Barat Daya masih berjuang untuk mempertahankan tanah mereka.

Belum lama ini jutaan orang membagikan tagar #AllEyesOnPapua di akun-akun media sosial mereka sebagai dukungan atas perjuangan panjang suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan suku Moi di Sorong.

Apa yang terjadi di Papua dan wilayah Indonesia lainnya merupakan konsekuensi logis dari kepemimpinan yang berparadigma sekuler demokrasi kapitalistik neoliberal.

Kepemimpinan seperti ini hanya fokus pada target akumulasi modal atas nama pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pada saat yang sama, justru abai terhadap aspek kemanusiaan dan visi penjagaan alam dan lingkungan.

Baca Juga: Papua Barat Daya Jadikan Momen Idul Adha 2024 Perkokoh Silaturahmi dan Toleransi

Kepemimpinan seperti ini dipastikan minus dari sisi ruhiyah. Mindset para penguasa dan pengusaha sama-sama dikooptasi oleh kerakusan terhadap materi semata. Halal haram tidak mendapat tempat. Semua hal dilabrak meski akhirnya menzalimi rakyat banyak.

Kondisi semacam ini tidak akan terjadi jika umat diurus oleh kepemimpinan Islam. Ini karena kepemimpinan Islam tegak di atas asas keimanan dan dipagari oleh hukum-hukum Allah yang datang sebagai jalan dan solusi kehidupan.

Terbukti belasan abad kepemimpinan Islam tegak, dunia Islam diliputi dengan kesejahteraan dan keberkahan yang tiada bandingan.

Will Durant, seorang sejarawan Barat, dalam buku yang dia tulis bersama istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, menyebutkan, “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah