Pasca Tolak Gencatan Senjata, Israel Ultimatum Pejuang Hamas Menyerah atau Mati: Simak Artikel Ini

- 23 Desember 2023, 12:20 WIB
Brigade Al Qassam Hamas, Israel Ultimatu Para pejuang Hamas menyerah atau mati
Brigade Al Qassam Hamas, Israel Ultimatu Para pejuang Hamas menyerah atau mati /X.com/@tweetbatalyon

MEDIA PAKUAN -  Penjajah Israel mengultimatum para pejuang Hamas di Palestina. Mereka mengancam tidak akan berhenti beroperasi di wilayah Gaza sampai berhasil menghabisi militan Hamas.

Mereka mengancam  para pejuang Hamas, mati atau menyerah kepada tentara zionis Israel. Pernyataan tersebut di ucapkan pihak penjajah Israel saat menolak genjatan senjata selama seminggu yang ditawarkan Yerusalem barat.

"Perang akan berlanjut sampai Hamas dihancurkan, sampai kemenangan, sampai seluruh tujuan yang kami tentukan tercapai: menghancurkan Hamas, melepas para sandera dan menghapus ancaman dari Gaza,” kata Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Video Viral Sopir Angkot Nekat Gigit Telinga Mahasiswi di Sukabumi, Diduga Mabuk Ciu: Ini Kronologisnya

“Seluruh personel Hamas, dari yang pertama sampai yang terakhir, menghadapi kematian. Mereka cuma punya dua pilihan: menyerah atau mati.”

Dia menambahkan setelah melenyapkan Hamas, Israel akan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman.

"Setelah kita menghancurkan Hamas, saya akan bekerja dengan seluruh kekuatan saya untuk memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."

Sebelumnya, Kelompok Palestina menangkap sekitar 240 tawanan Israel selama serangan mereka pada tanggal 7 Oktober ke negara tersebut, yang memakan korban jiwa sekitar 1.200 orang.

Sekitar 120 orang diperkirakan masih ditahan oleh Hamas setelah beberapa dari mereka ditukar dalam gencatan senjata selama seminggu pada akhir November. Pasukan Israel sejauh ini telah menguasai bagian utara Gaza dan menghancurkan infrastruktur daerah kantong tersebut.

Baca Juga: Personil PPA Polres Sukabumi Bekuk Sopir Angkot, Aniaya hingga Nyaris Perkosa Penumpang: Simak Kronologisnya

Otoritas kesehatan setempat memperkirakan lebih dari 19.500 warga Palestina telah terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Rencana genjatan senjata  kedua telah di sepakati oleh presiden penjajah Israel, Isaac Herzog mengatakan langkah ini di ambil untuk membebaskan sisa sandera yang masih di tahan.

“Israel siap untuk melakukan jeda kemanusiaan lagi serta membuka ruang bantuan kemanusiaan tambahan untuk memungkinkan pembebasan para sandera,” kata Herzog, dalam pertemuan para duta besar pada Selasa, 19 Desember 2023.

Sebelumnya, genjatan senjata pernah berlaku selama lima hari lalu diperpanjang selama dua hari dengan Qatar dan Mesir sebagai penengah, dimulai sejak sejak Jumat, 24 November 2023, sampai Jumat, 1 Desember 2023.

Baca Juga: Viral di Medsos Kasus KDRT Anggota Polisi, Akhirnya Polres Sukabumi Kota Buka Suara: Simak Penjelasannya

Saat itu, Hamas membebaskan total 86 perempuan dan anak-anak sipil Israel, dengan imbalan 240 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel Penjajah. Selain sipil Israel, Hamas juga membebaskan 24 warga negara asing selama jeda pertempuran.***


 



 

Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x