MEDIA PAKUAN- Pada tanggal 10 Agustus 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil langkah bersejarah dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke Timor Timur.
Tindakan ini bertujuan untuk mendorong stabilitas dan memfasilitasi proses rekonsiliasi pasca-pemungutan suara merdeka yang telah diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999.
Timor Timur, sebuah wilayah yang terletak di bagian tenggara Asia, telah mengalami berbagai pergolakan politik dan sosial sepanjang sejarahnya.
Pada tahun 1975, setelah jatuhnya rezim kolonial Portugal, wilayah ini dianeksasi oleh Indonesia, yang mengakibatkan konflik dan penindasan yang serius terhadap penduduk setempat.
Pada tahun 1999, momentum untuk meraih kemerdekaan semakin menguat, dan pemungutan suara merdeka diadakan di Timor Timur.
Baca Juga: Iri dengan Negara ASEAN, Begini Harapan Terbesar Gibran Rakabuming Raka untuk Surakarta
Hasilnya, mayoritas penduduk mendukung kemerdekaan dari Indonesia.
Namun, proses tersebut juga memicu tindakan kekerasan dan operasi militer oleh pasukan pro-Indonesia yang mengakibatkan kerusakan besar-besaran dan kehilangan nyawa.
Dalam upaya untuk meredakan konflik dan memulihkan stabilitas pasca-pemungutan suara, PBB memutuskan untuk meluncurkan misi perdamaian yang dikenal sebagai United Nations Mission of Support to East Timor (UNMISET).