Sidang Isbat ini turut dihadiri oleh perwakilan ormas Islam, lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, MUI, Komisi VIII DPR RI, dan yang lainnya.
Baca Juga: Vicky Prasetyo Persembahkan Duel Tinjunya dengan Azka Corbuzier untuk Almarhum Hero The Lion Tito
Kabarnya, pakar astronomi sekaligus Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin mengungkap posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022.
Secara astronomis, posisinya masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021 lalu.
MABIMS merupakan singkatan dari Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Baca Juga: Krisis Minyak Goreng! Ini Bantuan dari Pemerintah, Jokowi : Untuk Meringankan Beban Masyarakat
Dilansir dari situs resmi Kemenag, Thomas menuturkan bahwa posisi hilal pada awalnya tidak terlihat lantaran terlalu rendah.
Sehingga, jika ada yang mengklaim melihat hilal, pernyataan tersebut dapat ditolak.
"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadhan 1443 Hijriah terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat.
Baca Juga: Vicky Prasetyo Tulis Harapan Bagi Para Petinju setelah Kalah Duel dengan Azka Corbuzier