Terdampak La Nina! Harga Karet Mentah Dunia Naik, Gapkindo: Terjadi Ditengah Produksi Menurun

- 14 Maret 2021, 17:14 WIB
Pohon karet.
Pohon karet. /pixabay.com/Peggy_Marco


MEDIA PAKUAN - Harga karet mentah ekspor kembali menunjukkan geliatnya di pasar internasional.
 
Hal ini ditandai dengan harga yang mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam beberapa tahun terakhir ini harga komoditas karet di pasar internasional tidak stabil.
 
Bahkan berada pada fase paling buruk sehingga banyak perusahaan karet tutup.

Kabar kenaikan harga komoditas karet di akhir pekan ini menjadi angin segar bagi perusahaan maupun petani yang mengelola komoditas karet.
 
 
Baca Juga: Awas! Ada Vaksin Akan Kedaluwarsa pada 25 Maret 2021, Kemenkes Akui Keberadaannya

Seperti yang disampaikan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), saat ini mereka tengah memastikan harga karet di pasar dunia kembali stabil.

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Cabang Sumut Edy Irwansyah mengatakan, harga ekspor karet TSR20 mengalami tren kenaikan karena faktor cuaca.

"Harga karet naik di tengah penurunan produksi komoditas ini di Sumatera Utara akibat dampak fenomena La Nina," katanya seperti dikutip dari Antaranews.com, Minggu 14 Maret 2021.

Ia menyebut ditengah kondisi seperti ini, saat produksi anjlok karena terdampak fenomena cuaca harga karet ekspor mencapai USD1,75 per kilogram.
 
 
Baca Juga: Fans IZ*ONE Banjir Kritikan dari Netizen Korea Hingga Disebut Orang Gila

"Pada tanggal 12 Maret harga karet ekspor  tercatat mencapai 1,75 dolar AS per kilogram atau naik dari harga rata-rata bulan Februari lalu sebesar 1,68 dolar AS per kilogram," ujarnya.

Terjadinya peningkatan harga karet TSR20 tersebut tiada lain karena dipicu oleh kekurangan pasokan bahan baku khususnya dari Indonesia.

"Harga ekspor karet naik karena bahan baku kekurangan akibat terdampak Fenomena La Nina membuat produksi karet Sumatera Utara turun," ucapnya.

Selain itu, leningkatan intensitas curah hujan yang terjadi hampir diseluruh wilayah di Tanah Air sejak Oktober 2020 telah memicu penurunan produksi perkebunan karet.

"Akibatnya produksi getah karet yang menurun ini, pabrik pengolahan karet remah atau crumb rubber mendapat kesulitan pasokan bahan baku," terangnya.

Keadaan ini menimbulkan volume ekspor karet di Sumatera Utara pada priode Januari-Februari 2021 tercatat 64.974 ton atau menurun sebesar 6,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

"Lima negara tujuan utama ekspor karet dari Sumatera Utara adalah Jepang, Amerika Serikat, Brazil, Tiongkok, dan Turki saat ini kekuarangan pasokan bahan baku," pungkas.***








 

Editor: Ahmad R

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah