Dampak yang disebabkan oleh fenomena ini adalah terjadinya peningkatan curah hujan.
Kang Emil meminta BPBD, kepolisian dan Dandim yang berada di bagian Selatan Jawa Barat untuk menyiapkan skenario dan melakukan peringatan dini untuk berjaga-jaga.
Baca Juga: GTPP Kabupaten Cianjur Ultimatum Pontren Abaikan Protokol Kesehatan Diberhentikan Aktivitasnya
"Lalu, evakuasi harus disimulasikan. Bagaimana masyarakat memberhentikan kegiatan, kemudian melakukan evakuasi ke sebuah tempat yang aman. Simulasi evakuasi ini harus segera dilaksanakan," katanya.
"Kita harus dapat memitigasi potensi korban, melakukan edukasi preventif, dan responsif pada saat terjadi bencana," ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari laman resmi pemprov Jabar, usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden dan para Gubeenur se-Indonesia lewat video conference di Gedung Negara Pakuan, Gubernur meminta wali kota dan bupati menempatkan posisi siaga satu bencana.
"Selain dengan Presiden, rapat tadi juga dihadiri Pak Munardo Kepala BNPB yang meminta daerah untuk bersiaga menghadapi bencana di musim hujan ini. Maka langsung Saya meminta para Bupati dan Wali Kota di Jabar siaga satu menghadapi atau mengantisipasi bencana" katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil : Bencana Alam di Wilayah Jabar Melanda 3-4 Kali dalam Sehari
Menurutnya hal itu dilakukan untuk meminimalisasi adanya korban jiwa dan kerugian yang bisa terjadi akibat bencana.
"Tapi Naudzubillah ya, mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kesiagaan itu tetap harus dilakukan untuk mengantisipasi karena musim hujan yang sekarang itu termasuk hujan ekstrim" tuturnya.***