Network
MEDIA PAKUAN-Ribuan orang memadati jalan Taipei melakukan unjuk rasa pada hari Minggu, 21 November 2020. Unjuk rasa dipicu kemarahan terkait keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan impor daging babi AS.
Partai oposisi utama Taiwan Kuomintang (KMT) mengumpulkan para pendukungnya untuk bergabung dalam pawai pertama kalinya.
Setelah meningkatkan kampanye yang semakin keras terhadap gerakan daging babi yang mengancam keamanan pangan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Menurun, Australia Menuju Kehidupan Normal
Presiden Tsai Ing-wen mengumumkan pada Agustus, pemerintah mulai 1 Januari mengizinkan daging babi AS yang mengandung ractopamine, zat aditif yang meningkatkan kelembutan tetapi dilarang di Uni Eropa dan China, serta daging sapi AS yang berusia lebih dari 30 bulan.
Meski disambut baik di Washington, KMT sangat menentang keputusan tersebut.
Karena khawatiran publik tentang keamanan pangan setelah beberapa skandal profil tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Ketua KMT Johnny Chiang, terpilih pada bulan Maret, meminta Tsai untuk mengadakan debat di televisi dengannya tentang masalah tersebut.
"Babi Taiwan tidak makan ractopamine, namun Anda meminta orang Taiwan untuk melakukannya? Apakah ini masuk akal?" ujarnya kepada pendukung.
Baca Juga: Tembakan Roket Palestina Membuat Israel Menarik Serangan Udara dari Gaza
Tidak ada reaksi langsung dari kantor kepresidenan.
Pemerintah Tsai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, memiliki mayoritas besar di parlemen, mengatakan keputusan itu membuat pulau itu sejalan dengan norma-norma internasional, bukanlah ancaman keamanan dan akan meningkatkan hubungan Taiwan-AS.
DPP, yang sebelumnya sangat keberatan dengan ractopamine, menuduh KMT menyebarkan berita palsu tentang subjek yang mencoba menebar ketakutan publik.
KMT juga mencoba untuk mengatur referendum tentang impor daging babi AS untuk tahun depan.
Baca Juga: Scott Morrison Sebut Tuduhan Kekejaman Australia di Afghanistan Sangat 'Menyedihkan'
Daging babi akan mulai tiba mulai 1 Januari 2021.***
