Gokil! Pandemi Covid 19 Malah Memicu Kekayaan Bos Alibaba Group Jack Ma Kian Bertambah

- 21 Oktober 2020, 20:01 WIB
Bos Alibaba Jack Ma diseret India ke Pengadilan gara-gara kasus berita palsu dan sensor konten. Foto : Indiatimes
Bos Alibaba Jack Ma diseret India ke Pengadilan gara-gara kasus berita palsu dan sensor konten. Foto : Indiatimes /

MEDIA PAKUAN - Pandemi Covid 19 tampaknya tak mempengaruhi performa bisnis pemilik Alibaba Group, Jack Ma.

Buktinya sepanjang 2020 ini Jack Ma mamu meraup tambahan kekayaan sebanyak 1,5 triliun USD (Rp21.900 triliun).

Jumlah tersebut lebih banyak dari harta gabungan lima tahun terakhirnya.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi Waspadai Penyebaran COVID-19 saat Libur Panjang Akhir Pekan

E-commerce serta penjualan game mejadi ladang utama yang meyebabkan kian bertambahnya kekayaan yang dimiliki Jack Ma.

Atas bertambahnya kekayaanna tersebut menjadikan mantan Ketua Eksekutif Alibaba ini menduduki puncak daftar orang terkaya di Tiongkok.

Peringkat tersebut diraih setelah kekayaanya melonjak 45 persen menjadi 58,8 miliar USD (Rp861 triliun).

Baca Juga: Enam Tersangka Pembunuh Wartawan Media Online Ditangkap Bareskrim Polri

Demikian dikutip dari artikel Pikiran-Rakyat.com berjudul "Berkat Pandemi Covid-19, Kekayaan Jack Ma Melesat hingga Capai Rp21.900 Triliun".

Perusahaan belanja online-nya mengalami lonjakan bisnis karena lockdown Covid-19 di seluruh negara selama berbulan-bulan lamanya.

Terutama karena IPO yang akan datang dari raksasa fintech Ant Group.

Jack Ma diikuti oleh Pony Ma dengan kekayaan 57 miliar USD (Rp834 triliun), yang merupakan pimpinan dan CEO perusahaan teknologi Tencent dengan memperoleh tambahan 50 persen kekayaan.

Baca Juga: Palestina Sentil Uni Emirat Arab Soal Bangun Kesepakatan dengan Israel

Meski berada di peringkat 2, Pony Ma khawatir tentang prospek perusahaannya di Amerika Serikat (AS) setelah ancaman keamanan nasional di Negeri Paman Sam.

Zhong Shanshan bos perusahaan air kemasan Nongfu, berada di peringkat ketiga dengan kekayaan mencapai 53,7 miliar USD (Rp786 triliun).

Kepala peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf mengatakan fenomena ini sebelumnya belum pernah terjadi.

Baca Juga: Waspada Penyebaran Norovirus! Kenali Gejala dari Virus Ini

"Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun. Pengusaha China telah melakukan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Meskipun Covid-19, mereka telah mencatat rekor," ujarnya.

Menurut Hoogewerf, Tiongkok menjauh dari sektor bisnis tradisional seperti manufaktur dan real estate, menuju ekonomi baru.

Wang Xing, pendiri aplikasi pesan-antar makanan Meituan, melipatgandakan kekayaannya dan melonjak dari posisi 54 ke posisi 13 dengan kekayaan mencapai 25 miliar USD (Rp366 triliun).

Baca Juga: Hari Santri Nasional Dilatari Resolusi Jihad Hingga Memicu Peristiwa 10 Nopember 1945

Pengusaha alat-alat medis Jiang Rensheng pun melipat gandakan kekayaanya menjadi 19,9 miliar USD (Rp291 triliun) semasa pandemi Covid-19 ini.

Sepanjang tahun 2020 ini, Tiongkok telah menghasilkan 257 miliarder baru, sehingga total miliarder di Negeri Tirai Bambu itu mencapai 878 orang.

Bahkan, jumlah tersebut diketahui mengalahkan jumlah miliarder di Amerika Serikat (AS), yang memiliki 788 miliarder.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dana Bantuan Operasional Ponpes Dialokasikan Rp2,38 Triliun

Jumlah miliarder baru itu buntut dari melonjaknya pasar saham Tiongkok, serta banyak perusahaan IPO serta pertumbuhan di sektor teknologi juga dapat menjadi salah satu faktor tersebut.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Tiongkok menutup kota-kota besar mereka pada akhir Januari dan Februari untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan itu menyebabkan kontraksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal pertama.

Baca Juga: Tiga Admin Media Sosial Diciduk Polisi Akibat Provokasi Pelajar Saat Unjuk Rasa

Dengan infeksi yang tampaknya terkendali, Tiongkok nampaknya kembali di jalur untuk menjadi satu-satunya negara ekonomi besar yang berkembang di tahun 2020 ini.

Pada masa-masa Covid-19 di Tiongkok yang sudah terkendali ini, banyak karyawan dan lulusan baru berjuang untuk mencari pekerjaan.

Tingkat pengangguran setiap kota di Tiongkok turun tipis menjadi 5,4 persen pada September 2020 lalu.*** (Sarah Nurul Fatia-Pikiran Rakyat)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x