Salah satu penulis Pusat Studi Strategis dan Studi Internasional mengatakan bahwa pengalaman Hizbullah di Suriah telah memungkinkan akses mereka terhadap senjata canggih baik dari Suriah, Iran, atau Rusia.
Hizbullah: “Sebuah klip video mendokumentasikan saat sekelompok tentara zionist israhell menjadi sasaran peluru kendali di sebuah pertemuan tentara di barak Honin (Ramim) yang dijajah, 20/10/23
pic.twitter.com/sxcCjo9Etb — ????Fʀᴇᴇ Pᴀʟᴇsᴛɪɴᴇ (@ Tim IAT___) 21 Oktober 2023
Institute for National Security Studies dalam artikelnya menyebutkan bahwa Hizbullah memiliki sekitar 40.000 roket jarak pendek tipe Grad.
Sebanyak 80.000 roket jarak menengah Fajr-3 dan Fajr-5, Khaibar, dan Ra'ad dan 30.000 roket Zelzal jarak jauh dan rudal Fateh-110 (M600).
Suriah juga memberikan sejumlah rudal Scud, ratusan rudal Fateh-110, yang dilengkapi dengan navigasi berbasis GPS dan memiliki akurasi serta potensi destruktif yang cukup besar.
Kementerian Militer dan Pertahanan Israel memperkirakan bahwa Hizbullah akan menembakkan ribuan roket per hari jika terjadi perang.
Tercatat bahwa selama Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006, Hizbullah menembakkan sekitar 200 roket dalam sehari.
Dalam beberapa tahun terakhir Hizbullah terlibat dalam proyek presisi untuk mengubah sistem pemandu pada roket yang tidak terarah menjadi senjata yang secara langsung menargetkan sasaran strategis seperti markas besar, pangkalan militer, pembangkit listrik, dan daerah dengan konsentrasi pasukan.
Organisasi ini juga memiliki persediaan rudal anti-pesawat dalam jumlah besar, termasuk rudal yang dapat ditembakkan dari bahu untuk menjatuhkan helikopter dan pesawat terbang dengan ketinggian rendah.