Banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Rusia, Türkiye, Irak, Pakistan, Indonesia, dan Afghanistan, serta negara Islam lainnya, mengecam pembakaran kitab suci tersebut.
Dalam kasus terbaru, pegiat anti-Islam di Swedia bernama Salwan Momika kembali membakar Quran di depan Kedutaan Besar Iran di Stockholm. Selama melakukan aksi tersebut, ia sempat disiram oleh seorang perempuan.
Baca Juga: Titik Balik Sejarah Kudeta Iran pada19 Agustus , Mohammad Mossadegh Digulingkan
Iran sebelumnya telah memanggil perwakilan dua negara Eropa itu pada pertengahan Juli.
Dubes Denmark dipanggil pada 22 Juli, sehari setelah seorang pedemo sayap kanan membakar salinan Quran di depan Kedubes Iran di Kopenhagen.
Ia kembali dipanggil pada 7 Agustus setelah aksi pembakaran Quran lagi-lagi terjadi di negara Skandinavia itu.
Baca Juga: Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov Ancam Negara Pembakar Al-Quran dan Kecam Pemimpin Negara Muslim
Kemudian, utusan Swedia juga dipanggil pada 21 Juli ketika juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani mengatakan pemerintah Swedia "bertanggung jawab penuh atas konsekuensi yang memprovokasi perasaan kaum Muslim" dengan membiarkan penistaan terhadap Quran terjadi.
Pada awal Juli, Iran menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengirim duta besar yang baru untuk Swedia setelah masa jabatan dubes sebelumnya berakhir, sehubungan dengan penistaan Quran di ibu kota Swedia.
Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mencuit di Twitter bahwa "proses penempatan dubes baru" untuk Swedia dihentikan sehubungan dengan tindakan pemerintah (Swedia) yang mengizinkan penistaan terhadap Quran.***