Pendanaan tersebut berasal dari dana fasilitas untuk perdamaian Eropa, yang setengahnya ditetapkan untuk mengganti biaya pasokan amunisi yang sudah dikirim, dari negara-negara anggota UE.
Sebagai catatan bahwa saat ini negara-negara Uni Eropa telah kehabisan amunisi, sehingga muncul pengajuan untuk membeli senjata dari pabrikan di luar negara Eropa.
Namun rencana pembelian senjata dari luar tersebut juga ditolak keras oleh Perancis.
Di Eropa pembuatan amunisi senjata saat ini di produksi di Perancis, Jerman dan Polandia.
Menanggapi hal tersebut Polandia yang merupakan produsen terbesar amunisi dan beberapa negara UE lainnya memprotes langkah Perancis tersebut.
Perancis juga bersikeras untuk menghapus draft perjanjian yang isinya bahwa penggantian pembayaran amunisi hanya di bayarkan atas permintaan Ukraina.
Perwakilan Tetap Polandia untuk UE, Andrzej Sados pada pertemuan di Brussel mengatakan bahwa UE tidak boleh membuang waktu dan harus menyediakan pasokan amunisi kepada Ukraina sesegera mungkin.
Polandia juga menyatakan kekecewaannya, karena UE tidak mencapai kesepakatan dan menyebut masalah itu sulit untuk dijelaskan kepada Ukraina.***