Sosiolog:Pembakaran Al Quran dan Fakta Swedia Terhubung Dengan Nazi: Rabi Yahudi, Holocaust Dipicu Perbedaan

- 27 Januari 2023, 23:53 WIB
Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Rasmus Paludan Bakar Al Quran
Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Rasmus Paludan Bakar Al Quran /Reuters/TT NEWS AGENCY

MEDIA PAKUAN - Masoud Kamali, seorang sosiolog, penyelidik khusus masalah integrasi, diskriminasi, rasisme di Eropa dan kekuasaan di Swedia, mengemukakan bahwa pembakaran Alquran di depan kedutaan Turki di Swedia adalah pesan politik dan rasis, yang ditujukan kepada umat Islam.

Pembakaran  Al Quran yang dilakukan politisi ekstrem kanan Denmark, Rasmus Paludan, pada 21 Januari 2023, ini telah memicu gelombang kecaman dari dunia Arab dan Islam.

Dalam bukunya Racial Discrimination: Institutional Patterns and Politics, ia membeberkan bagaimana umat Islam digambarkan secara negatif dalam buku sekolah di Swedia, Jerman, Inggris, Perancis, Austria, Polandia, dan pemerintahan Siprus Yunani.

Baca Juga: Negara-negara Islam Kecam Pembakaran Al Quran di Swedia: Unjuk Rasa di Turki Bakar Bendera Swedia


Menurutnya aspek utama rasisme di Eropa saat ini pada dasarnya diterjemahkan menjadi anti-Muslimisme atau istilah yang digunakan untuk Islamofobia.

Pembakaran kitab suci umat Islam dan penghinaan terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berkaitan dengan hal tersebut diatas, dan telah lazim terjadi di Swedia dan Eropa sejak era perang salib.

Kebijakan negara-negara Eropa, termasuk Swedia, yang anti Muslim di pengaruhi oleh fakta bahwa Turki adalah negara Muslim.

Kamali juga mengungkapkan bahwa selama beberapa dekade, Swedia berusaha menutupi kebenaran tentang hubungannya dengan Nazi Jerman.

Ia mengingatkan bahwa Swedia sebenarnya adalah negara terakhir yang bekerja sama Nazi, dan meninggalkan kerjasama tersebut setelah Hitler terbunuh.

Sementara itu, seorang rabi yahudi Swedia, Moshe David HaCohen juga angkat bicara terkait pembakaran Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia sebagai  upaya untuk memprovokasi dan menyakiti komunitas Muslim.

Direktur Amanah Muslim Jewish Partnership of Trust ini mengatakan langkah otoritas Swedia yang mengizinkan provokasi tersebut merupakan langkah untuk menciptakan perbedaan.

Menurutnya orang Yahudi mengenali pola dari sejarah bagaimana Nazi Jerman menciptakan suasana seperti itu yang akhirnya menyebabkan terjadinya Holocaust.

HaCohen menekankan bahwa umat Islam tidak sendirian dalam hal ini, dan menghimbau toleransi dan kerjasama  untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bersama.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x