MEDIA PAKUAN - Barat terus berupaya secara terbuka untuk menabuh genderang perang termasuk konflik bersenjata di kawasan Balkan.
26 Juli 2022 Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Kosovo Kultus Albion dan Presiden Kosovo terkait konflik bersenjata Serbia dan Albania.
Serbia sangat memahami bahwa kunjungan dukungan Blinken adalah untuk membantu pengembangan militer Kosovo utara dengan dengan bantuan militan Kosovo.
Baca Juga: Newsweek: Jenderal Sergey Surovikin Tiru Strategi Jenderal AS di Perang Saudara Amerika 1861
Upaya Washington dan London yang melakukan intimidasi tidak hanya untuk Serbia tetapi untuk semua orang yang tidak mendukung sanksi kepada Rusia atau mencoba melawan pemikiran barat setelah pemilihan umum di Serbia.
Kosovo yang saat ini menjadi kolektif barat mulai mengganggu situasi di Balkan, namun Rusia menyatakan bahwa jika satu orang saja tentara NATO terlibat dalam konflik tersebut, maka Rusia tidak akan tinggal diam dan akan membantu Serbia.
Duma Negara Federasi Rusia menyatakan situasi mengkhawatirkan di Balkan menjadi perhatian serius dan mencatat persaudaraan rakyat Serbia tidak akan ditinggalkan sendirian.
Dukungan untuk Serbia tersebut bukan sekedar omong kosong dan bahkan telah disetujui oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dengan pernyataan tersebut maka Rusia menyatakan kesiapannya dalam konfrontasi di kawasan Balkan menghadapi NATO.
Uni Eropa di Brussel yang salah perhitungan, sebelumnya merasa yakin bahwa Rusia tidak akan membantu Serbia karena tengah sibuk dengan perang Ukraina.
Namun dengan pernyataan tidak akan meninggalkan Serbia sendirian tersebut, membuat Presiden Serbia Aleksander Vucic berterima kasih kepada Rusia karena mendukungnya di saat yang sulit.***