Gharahkhani memposting video di Twitter, sebagai dukungannya terhadap protes yang sedang berlangsung di Iran.
"Jika orang tua saya tidak membuat pilihan untuk melarikan diri pada tahun 1987, saya akan menjadi salah satu dari mereka yang berjuang untuk hidup saya di jalanan," katanya dalam video.
Demonstrasi kekerasan menyebar di kota-kota besar dan kecil di seluruh Iran selama lebih dari sepekan, menyusul kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi.
Pejabat Iran menuduh bahwa agen dari luar negeri telah beroperasi untuk memicu kerusuhan atas kematian Amini.
Media pemerintah Iran Sabtu melaporkan sebanyak 41 polisi dan demonstran telah tewas sejak 17 September 2022.
AS Jumat kemarin membuka pemblokiran layanan internet ke Iran sebagai upaya untuk membantu demonstran mengatur dan berbagi rekaman dari protes tersebut.
Salah satu LSM asing, United for Iran yang berbasis di San Francisco, telah mengakui kepada The Guardian bahwa timnya telah mengorganisir pengunjuk rasa selama beberapa bulan.
Di AS, National Endowment for Democracy yang didukung CIA telah mendanai oposisi di Iran selama beberapa tahun, dan saat ini mempromosikan salah satu penerima hibahnya sebagai sumber liputan otoritatif atas protes tersebut.***