Jerman Umumkan 26 Anggota Ektrimis Sayap Kanan berada di Ukraina: Jumlah Tidak Resmi Lebih Tinggi

- 4 September 2022, 10:30 WIB
Bendera Jerman
Bendera Jerman / Pixabay/Tom

 

MEDIA PAKUAN - Jerman melaporkan sebanyak 26 ekstremis sayap kanan Jerman telah melakukan perjalanan ke Ukraina.

Jumlah tersebut disampaikan oleh kementerian dalam negeri Jerman atas permintaan faksi partai Kiri di parlemen Jerman, namun diyakini bahwa jumlahnya lebih tinggi dari angka resmi yang diumumkan.

Namun dari 26 orang tersebut, otoritas Jerman memastikan hanya kurang dari sepuluh orang yang ambil bagian dalam pertempuran.

Mengutip media Jerman RND, berdasarkan informasi kredibel, sekitar setengahnya pergi dengan maksud untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Mengapa Disebut Federasi Rusia dan Berapa Banyak Jumlah Republik di Rusia ?

Sementara dikabarkan diantaranya menyamar sebagai jurnalis, yang mengambil bagian dalam kampanye disinformasi.

Martina Renner, anggota Bundestag untuk partai Kiri, meyakini bahwa jumlah sebenarnya  kemungkinan akan lebih tinggi daripada angka resmi yang di umumkan Berlin.

Ia memperingatkan bahwa ada bahaya bagi keamanan publik di Jerman jika neo-Nazi dengan pengalaman tempur kembali dari Ukraina.

Dia meminta pihak berwenang Jerman untuk memberikan perhatian khusus pada ekstremis yang menyamar sebagai jurnalis, yang mungkin terlibat kampanye disinformasi.

Baca Juga: 4 Rekomedasi Film Perang Terbaik 2022, Kerap Menimbulkan Perasaan yang Campur-aduk

Sejak akhir Februari ketika Rusia melancarkan serangan militernya terhadap tetangganya, ribuan sukarelawan dari lusinan negara telah bergabung dengan militer Ukraina.

Rusia memperingatkan bahwa orang-orang ini  tidak akan mendapatkan perlindungan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.

Hingga saat ini diketahui beberapa tentara asing yang tewas di Ukraina termasuk warga negara Inggris dan AS.

Juni lalu pengadilan di Republik Rakyat Donetsk menjatuhkan hukuman mati kepada dua warga Inggris dan seorang Maroko.

Beberapa tentara bayaran asing saat ini dilaporkan sedang menunggu persidangan di republik Donbass.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: RND


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah