MEDIA PAKUAN - Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre, Kamis, 21 Juli 2022 mengumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah dinyatakan positif Covid-19.
Biden dirawat dan diisolasi di Gedung Putih, namun tetap bertugas dan berpartisipasi dalam pertemuan terjadwal melalui telepon dan Zoom.
Berdasarkan keterangan Biden mulai menggunakan obat antivirus Paxlovid., yang dikhususkan untuk pasien dengan resiko tinggi penyakit parah.
Baca Juga: Berseteru dengan MS Glow, PS Glow Resmi Ditutup
Biden terkena salah satu subspesies dari strain omicron, namun infeksi virus corona omicron tidak berisiko tinggi bahkan pada usia yang lanjut.
Sehari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat mengumumkan bahwa dia juga menderita kanker Biden mengatakan, seperti banyak rekan senegaranya, kanker disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Ia dibesarkan di Claymont, Delaware, yang merupakan rumah kilang minyak.
Gedung Putih mengklarifikasi bahwa kanker Biden sejenis neoplasma jinak pada kulit jenis non-melanoma, yang telah dia obati sebelum menjabat.
Sementara itu sebelumnya media-media melaporkan tentang berbagai penyakit presiden Amerika. Pada 25 November 2021, dokter pribadinya Kevin O'Connor mengatakan bahwa adenoma tubular yang tumbuh dengan jinak namun berpotensi prakanker, tidak berarti memerlukan terapi khusus.
Biden juga menderita fibrilasi atrium, hiperlipidemia (lemak darah tinggi), refluks gastroesofageal, alergi musiman, neuropati sensorik ringan pada kaki.
Connor mengklaim Biden sebagai pria yang sehat dan energik yang mampu melakukan tugas kepala negara.
Klaim tersebut dibantah Dr. CJ Baker, di American Thinker, menurutnya Biden mungkin tidak akan hidup sampai akhir masa jabatan keduanya jika terpilih kembali.
Ia percaya demensia sedang berkembang, dan semakin sulit untuk disembunyikan ke publik. Rata-rata, seseorang dengan demensia dapat hidup sedikit lebih dari empat tahun setelah diagnosis.
Christopher J. Baker adalah anggota American Association and Congress of Neurosurgeons, pemenang penghargaan untuk pencapaian dalam studi pembuluh otak dan bedah saraf, seorang spesialis dalam studi lesi otak.
Baker menyatakan "Ini adalah tragedi nasional bahwa Presiden Amerika Serikat adalah orang tua yang lemah, jompo, dan gila," katanya.***