Ahmad penjaga lokasi konstruksi yang menemukannya pada bulan Januari 2022. Dia berpikir sebelumnya bahwa itu adalah sebuah terowongan yang dijadikan jalan rahasia kelompok militan Hamas untuk berperang dengan Israel.
Baca Juga: Bukan Hanya Pertalite, Beli Gas LPG 3kg Juga akan Pakai Aplikasi MyPertamina
Namun setelah dilakukan penggalian ternyata adalah bagian dari lokasi pemakaman Romawi yang berasal dari sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Setelah perang antara Israel dan Hamas di jalur Gaza berakhir pada Mei 2021, Mesir memulai inisiatifnya dengan menggelontorkan dana rekonstruksi senilai $500 juta.
Lokasi di temukan di kawasan pembangunan di Jabaliya, utara Gaza, dimana sedang dilakukan penggalian dengan menggunakan alat berat.
Jamal Abu Rida, direktur layanan arkeologi lokal yang bertugas melindungi lokasi dan berharap bisa menemukan investor untuk penggalian lebih lanjut.
"Kami mencoba memerangi perdagangan barang antik," katanya
“Gaza sering dikaitkan dengan kekerasan, tetapi sejarahnya penuh dengan harta arkeologi yang perlu dilindungi untuk generasi mendatang,” kata Jihad Abu Hassan, direktur misi Urgensi Premier lokal.
Namun setelah dilakukan penggalian ternyata adalah bagian dari lokasi pemakaman Romawi yang berasal dari sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Setelah perang antara Israel dan Hamas di jalur Gaza berakhir pada Mei 2021, Mesir memulai inisiatifnya dengan menggelontorkan dana rekonstruksi senilai $500 juta.
Lokasi di temukan di kawasan pembangunan di Jabaliya, utara Gaza, dimana sedang dilakukan penggalian dengan menggunakan alat berat.
Baca Juga: Cepat Jangan Kehabisan, Inilah Info dan Harga Pembelian Tiket Menyaksikan Indonesia U-19 di Piala AFF
Ahmad mengatakan “Saya memberi tahu mandor Mesir dan segera menghubungi pihak berwenang setempat dan meminta para pekerja untuk menghentikan pekerjaan."
Setelah beredar bahwa ada penemuan besar dimedia sosial,komunitas barang antik Gaza memanggil kelompok non-pemerintah Prancis Premiere Urgence Internationale.
Ahmad mengatakan “Saya memberi tahu mandor Mesir dan segera menghubungi pihak berwenang setempat dan meminta para pekerja untuk menghentikan pekerjaan."
Setelah beredar bahwa ada penemuan besar dimedia sosial,komunitas barang antik Gaza memanggil kelompok non-pemerintah Prancis Premiere Urgence Internationale.
Termasuk para ahli dari Sekolah Alkitab dan Arkeologi Prancis Yerusalem untuk mengevaluasi pentingnya situs tersebut dan menandai area tersebut.
Baca Juga: Meski Terjadi Kesepakatan dengan Manchester United, Frenkie de Jong Tolak Tinggalkan Barcelona
Arkeolog Prancis Rene Elter, yang memimpin rombongan tersebut mengatakan “Penggalian pertama memungkinkan identifikasi sekitar 40 makam yang berasal dari periode Romawi kuno antara abad pertama dan kedua Masehi,” katanya.
Ia menambahkan jika ditemukan "Nekropolis lebih besar dari 40 makam ini dan seharusnya memiliki antara 80 dan 100 makam," katanya.
Arkeolog Prancis Rene Elter, yang memimpin rombongan tersebut mengatakan “Penggalian pertama memungkinkan identifikasi sekitar 40 makam yang berasal dari periode Romawi kuno antara abad pertama dan kedua Masehi,” katanya.
Ia menambahkan jika ditemukan "Nekropolis lebih besar dari 40 makam ini dan seharusnya memiliki antara 80 dan 100 makam," katanya.
Baca Juga: Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, Pemprov DKI Lakukan Pengecekan Sapi agar Tidak Terjangkit PMK
Salah satu pemakaman yang ditemukan dihiasi dengan lukisan multi-warna yang mewakili sebuah mahkota dan karangan bunga dari daun salam, serta guci untuk minuman pemakaman.
Sebagai catatan bahwa hasil penemuan Arkeologi adalah subjek yang sangat politis di Israel dan wilayah Palestina, penemuan digunakan untuk membenarkan klaim teritorial setiap orang.
Pihak berwenang secara berkala mengumumkan penemuan di wilayah tersebut, namun membatasi wisata di situs arkeologi.
Sebagai catatan bahwa hasil penemuan Arkeologi adalah subjek yang sangat politis di Israel dan wilayah Palestina, penemuan digunakan untuk membenarkan klaim teritorial setiap orang.
Pihak berwenang secara berkala mengumumkan penemuan di wilayah tersebut, namun membatasi wisata di situs arkeologi.
Israel dan Mesir, yang berbatasan dengan Gaza, secara ketat membatasi masuknya orang sejak yang dikuasai oleh Hamas sejak 2007.
“Tidak ada perbedaan antara apa yang telah ditemukan di Gaza dan di sisi lain penghalang di Israel, Ini adalah sejarah besar yang sama.”
“Di Gaza, banyak situs telah hilang karena konflik dan konstruksi, tetapi wilayah itu adalah situs arkeologi besar yang membutuhkan banyak tim ahli,” tambahnya.
“Tidak ada perbedaan antara apa yang telah ditemukan di Gaza dan di sisi lain penghalang di Israel, Ini adalah sejarah besar yang sama.”
“Di Gaza, banyak situs telah hilang karena konflik dan konstruksi, tetapi wilayah itu adalah situs arkeologi besar yang membutuhkan banyak tim ahli,” tambahnya.
Baca Juga: Jangan Lupa, Batas Waktu Cukur dan Memotong Kuku Bagi yang Berkurban: Idul Adha Kamis 10 Juli 2022 Hari Ini
Pagar pembatas telah didirikan lokasi tersebut, yang diawasi ketat oleh penjaga.
Pagar pembatas telah didirikan lokasi tersebut, yang diawasi ketat oleh penjaga.
Jamal Abu Rida, direktur layanan arkeologi lokal yang bertugas melindungi lokasi dan berharap bisa menemukan investor untuk penggalian lebih lanjut.
"Kami mencoba memerangi perdagangan barang antik," katanya
“Gaza sering dikaitkan dengan kekerasan, tetapi sejarahnya penuh dengan harta arkeologi yang perlu dilindungi untuk generasi mendatang,” kata Jihad Abu Hassan, direktur misi Urgensi Premier lokal.
Baca Juga: NATO Adopsi Strategi Baru Tetapkan Rusia sebagai Ancaman Terbesar Bersama China
Gaza merupakan wilayah yang kecil dengan populasinya yang meningkat selama 15 tahun dari 1,4 juta menjadi 2,3 juta penduduk. Yang berakibat pembangunan permukiman harus dipercepat.
“Beberapa orang tidak melaporkan kepada yang berwenang jika ada penemuan arkeologi di lokasi konstruksi karena takut tidak akan diberi kompensasi atas berhentinya pekerjaan," kata Abu Hassan.
Gaza merupakan wilayah yang kecil dengan populasinya yang meningkat selama 15 tahun dari 1,4 juta menjadi 2,3 juta penduduk. Yang berakibat pembangunan permukiman harus dipercepat.
“Beberapa orang tidak melaporkan kepada yang berwenang jika ada penemuan arkeologi di lokasi konstruksi karena takut tidak akan diberi kompensasi atas berhentinya pekerjaan," kata Abu Hassan.
Baca Juga: Khawatir Lupa, Ini Niat Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Tata Cara
“Kami kehilangan situs arkeologi setiap hari, perlunya strategi untuk mempertahankan warisan daerah , termasuk melatih para arkeolog lokal, " katanya
Selama beberapa tahun organisasi itu telah mendidik 84 teknisi arkeologi dan juga menawarkan prospek pekerjaan, di wilayah miskin di mana pengangguran kaum muda melebihi 60 persen.***
“Kami kehilangan situs arkeologi setiap hari, perlunya strategi untuk mempertahankan warisan daerah , termasuk melatih para arkeolog lokal, " katanya
Selama beberapa tahun organisasi itu telah mendidik 84 teknisi arkeologi dan juga menawarkan prospek pekerjaan, di wilayah miskin di mana pengangguran kaum muda melebihi 60 persen.***